Jakarta, 25 Mei 2018
Pada hari Jumat Tanggal 25 Mei 2018, Sekretariat Jakarta Berketahanan melaksanakan Pertemuan Rutin Mingguan yang diselenggarakan di Ruang Kerja Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH)/Chief Resilience Officer (CRO). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pertemuan rutin antara pihak Sekretariat Jakarta Berketahanan dengan Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO.
Pada pertemuan rutin mingguan yang diselenggarakan pada hari Jumat tersebut, dihadiri langsung oleh Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO dan Tim Sekretariat Jakarta Berketahanan, yang terdiri dari: Bpk. Dede Herland (Deputi CRO); Sdri. Tri Mulyani Sunarharum (Manajer Program); Sdr. Rendy Primrizqi (Staf Komunikasi); dan Sdri. Mery Ana Farida (Staf Magang).
Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk membahas mengenai kemajuan kegiatan Sekretariat Jakarta Berketahanan, terutama terkait dengan Buku Preliminary Resilience Assessment (PRA) dan persiapan untuk Fase II.
Adapun beberapa hal yang dibahas dalam kegiatan pertemuan rutin mingguan tersebut adalah:
- Menurut Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO, penulisan Buku PRA tersebut harus merupakan bentuk produk Policy Paper/Document. Selanjutnya, terkait dengan substansi, harus diberikan alasan yang jelas pada tulisan-tulisan yang dihilangkan, apa pertimbangannya harus dijelaskan dalam dokumen tersebut.
- Sebagai tindak lanjut, Buku PRA tersebut direncanakan selesai setelah Hari Raya Idul Fitri. Dalam rentang 1 (satu) bulan setelah Hari Raya Idul Fitri, Tim Sekretariat Jakarta Berketahanan bersama dengan Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO harus fokus menyelesaikan Buku PRA tersebut.
- Selanjutnya, perlu diadakan rapat lanjutan untuk membahas mengenai Penjelasan kepada pihak Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO terkait Pemahaman Buku PRA dari pihak Tim Jakarta Berketahanan sendiri. Selain itu, perlu dilaksanakan Working Session pada hari Senin Tanggal 28 Mei 2018.
- Pada pertemuan tersebut, juga turut dibahas mengenai Strategy Partner (SP) untuk Fase II. SP secara ideal seharusnya ikut dalam penyusunan Customized City Approach (CCA), namun dikarenakan belum terdapat SP, pihak Sekretariat Jakarta Berketahanan melaksanakan Conference Call secara rutin dengan pihak 100 Resilient Cities (100RC). Menurut Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO, pihaknya dengan Sekretaris Umum UCLG-ASPAC, Ibu Bernadia, seharusnya juga turut serta dalam proses seleksi untuk SP tersebut. Selain itu, SP pada Fase II tersebut harus dapat bekerja bersama-sama sebagai satu tim. Pelatihan/training perlu diadakan untuk Tim dalam melaksanakan Fase II.
- Kemudian, untuk CCA beberapa hal yang menjadi poin penting diantaranya: (i) Disepakati untuk kegiatan yang diselenggarakan pada Fase II terdiri dari 2 (dua) hal, yuitu Workshop dan Working Session. Dengan rincian bahwa, Workshop diselenggarakan dua kali di awal (preliminary) dan di akhir; (ii) Sedangkan, untuk di tengah-tengah kegiatan akan terdapat Working Session yang diselenggarakan sebanyak 5 (lima) kali sesuai dengan jumlah Discovery Area (DAs); (iii) Pada kegiatan Working Session tersebut, juga ditambah 1 (satu) kegiatan tambahan, yaitu Working Session yang membahas mengenai Cross-Cutting DAs.