BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Menghadiri Lokakarya “Berkolaborasi Menuju Sanitasi Jakarta Sehat”

Jakarta, 16 Januari 2019

Jakarta Berketahanan mengikuti kegiatan Lokakarya “Berkolaborasi Menuju Sanitasi Jakarta Sehat” yang dibuka secara langsung oleh Bapak Oswar Mungkasa, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan. Beliau membuka kegiatan ini dengan memaparkan berbagai data terkait permasalahan sanitasi yang ada di Jakarta serta berbagai kebijakan yang sudah diimplementasikan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kedeputian Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai institusi dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki fokus terhadap kondisi sanitasi di DKI Jakarta.

Forum ini bertujuan untuk membahas isu sanitasi yang ada di DKI Jakarta. Dalam pidato pembukaannya, Bapak Oswar Mungkasa memaparkan fakta-fakta berkaitan dengan kondisi sanitasi di provinsi DKI Jakarta. Beliau juga menekankan pentingnya komitmen kita untuk tidak berhenti pada tahap koordinasi dan sinergi namun juga turut membangun kolaborasi antar stakeholder agar dapat mencapai kondisi sanitasi yang baik, layak dan sehat.

Sesi yang dipimpin moderator yakni Ibu Wiwit dari Jejaring Air Minum & Penyehatan Lingkungan (AMPL), terdapat empat paparan yang disampaikan masing-masing oleh Pak Yuli Hartono, Asisten Deputi bidang Lingkungan Hidup; Pak Dicky Alsadiq yang mewakili Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan DKI Jakarta; Bu Sela Noviany yang mewakili Sinarmas APP, dan Bu Dini Wardiani yang mewakili Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan. Beberapa poin penting dari sesi pertama yaitu :

  1. Pak Dicky Alsadiq dari Seksi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan DKI Jakarta memaparkan tentang sejauh mana Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah mengatasi Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan Rencana Strategis Kesehatan Lingkungan 2018-2022 dengan beberapa poin penting, yaitu
    • Observasi lapangan tim Dinas Kesehatan mencatat empat alasan mengapa perilaku BABS masih sulit dihilangkan dan temuan ini perlu menjadi perhatian oleh Jakarta Berketahanan dalam pilar SEHAT.
    • Alasan pertama berupa keterbatasan lahan untuk membangun tangki septik dan sistem IPAL Komunal di daerah perkampungan kumuh padat penduduk dengan ketersediaan ruang terbatas sehingga sulit untuk membangun sistem pengelolaan limbah secara on-site.
    • Alasan kedua ialah status ekonomi mayoritas masyarakat yang masih berperilaku BABS faktanya berada dibawah garis kemiskinan.
    • Alasan ketiga ialah akses untuk melakukan BABS cukup mudah, misalnya rumah warga di perkampungan kumuh yang masih mayoritas membelakangi sungai sehingga mudah untuk BABS sungai tanpa memikirkan dampak yang diakibatkan setelahnya.
    • Keempat, warga yang melakukan BABS mengakui bahwa hal yang dilakukannya sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan keluarga turun menurun sehingga sulit untuk mengubah kebiasaan tersebut.
    • Selain itu, implementasi dari rencana strategis yang telah disusun oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta telah melebihi target. Oleh karena itu, bukan hal yang mustahil bagi pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyukseskan DKI Jakarta bebas dari BABS sehingga dapat mewujudkan Sanitasi Jakarta Sehat.
  2. HAKLI memberikan paparan yang menjelaskan bahwa saat ini telah dilaksanakan kegiatan rutin yang turut memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait kesadaran sanitasi yang baik dan benar. Para penggiat dalam asosiasi ini melakukan penyuluhan dengan pendekatan secara sosial-normatif kepada warga sehingga diklaim turut membantu kesadaran warga akan kesehatan sanitasi lingkungan sekitar. Hal tersebut merupakan fokus utama para ahli kesehatan lingkungan di Jakarta.
  3. Paparan oleh APP Sinarmas yang menjelaskan bahwa APP Sinar Mas telah menginisiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada peningkatan kesadaran sanitasi kepada masyarakat Indonesia. Program kerjasama ini sudah dilakukan di berbagai provinsi (Riau, DKI Jakarta, dan Jawa Timur). Program kolaborasi SIMASKOTA ini merupakan salah satu bentuk CSR yang dibantu oleh APP Sinarmas.
  4. Pak Yuli Hartono, Asisten Deputi bidang Lingkungan Hidup, berbagi pengalamannya beberapa tahun lalu ketika implementasi program sanitasi masih sangat sulit dilakukan karena minimnya kolaborasi antarlembaga. Namun, saat ini kolaborasi sudah mulai terbangun berkat dukungan banyak pihak termasuk berbagai inisiatif dari aktor non-pemerintah seperti LSM dan kelompok masyarakat.

Pada sesi kedua, terdapat sesi berbagi pengalaman dari beberapa kelurahan yang dinilai sukses dalam menjalankan program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang meliputi Kelurahan Duri Atas, Pekojan, Tebet Timur dan Pademangan Barat. Beberapa poin penting pada sesi ini diantaranya :

  • Pada kelurahan Tebet Timur, kondisi sanitasi hasil survey wilayah pada 490 KK di 5 RT (RT 007, 008, 010, 011, 012) menunjukkan bahwa total 48,6% dari seluruh jumlah KK warga setempat telah memiliki jamban pribadi, terdapat 72,3% diantaranya memiliki kondisi yang sudah terawat dengan baik. Sementara kondisi persampahan di sekitar rumah warga sendiri terdapat 15,5% sampah masih terlihat berserakan di dalam atau sekitar rumah, dimana merupakan akibat dari jenis tempat sampah yang ada 70%-nya masih terbuka.
  • Pada kelurahan Pademangan Barat terdapat hampir 99,4% KK (dari 311 KK) yang tersebar di 6 RT (RT 007, RT 008, RT 010, RT 011, dan RT 012, RW 006) yang telah memiliki jamban pribadi dengan 75% kondisi jamban yang ada di kelurahan Pademangan Barat sudah terawat baik.

Hasil tersebut tidak lepas dari berbagai pihak seperti para lurah yang memiliki leadership untuk menyelesaikan permasalahan sanitasi serta pendekatan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak terkait.

Paparan terkait Lokakarya “Berkolaborasi Menuju Sanitasi Jakarta Sehat”

  1. Mengarusutamakan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat: Konsep, Pembelajaran, Agenda ke Depan
  2. Konvergensi Lintas Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
  3. Summary Hasil Pendataan 5 Pilar STBM RT 007, RT 008, RT 010, RT 011, dan RT 012, RW 006 Kelurahan Pademanga Barat, Jakarta Utara
  4. Laporan Hasil Baseline Survey Wilayah RT 06, 07, 08, 09, dan 10 di RW 10, Kelurahan Tebet Timur Jakarta Selatan
Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com