BeritaJakarta BerketahananKegiatan

FGD Strategi Ketahanan Kota

Rabu, 10 April 2019, Sekretariat Jakarta Berketahanan kembali mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Strategi Ketahanan Kota Jakarta. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara diskusi yang dilakukan oleh Sekretariat Jakarta Berketahanan guna merumuskan Strategi Ketahanan Kota. Strategi Ketahanan Kota sendiri merupakan dokumen final yang digagas bersama dengan pemangku kepentingan yang ada di DKI Jakarta yang mana berfungsi sebagai acuan dan arahan utama dalam mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

Berbeda dengan FGD sebelumnya yang berfokus pada menemukenali kondisi (guncangan dan tekanan yang ada di DKI Jakarta. Pada kesempatan ini FGD sudah berfokus pada arahan strategi yang dapat dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan di masa mendatang. Adapun strategi ketahanan kota ini diturunkan dari visi Jakarta berketahanan yang berbunyi “Jakarta berketahanan yang menyediakan kesempatan setara bagi seluruh warganya untuk hidup aman, sehat, sejahtera, dan bahagia melalui pelayanan publik dan inovasi”. Dari visi tersebut diturunkan tiga pilar utama yang berfokus pada kesiapan, kesehatan, dan keterhubungan. Masing-masing pilar selanjutnya mempunyai indikator utama, arahan strategi, dan gagasan atau ide besar yang dapat mendorong terciptanya kegiatan yang inovatif untuk mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

FGD dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta Vera Revina Sari dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk membahas masing-masing pilar. Pada saat pembukaan Vera menyampaikan “upaya mewujudkan strategi ketahanan kota tidak bisa dilaksanakan hanya dari sisi pemerintah saja. Melainkan harus melibatkan banyak pemangku kepentingan termasuk masyarakat sebagai kelompok yang rentan terhadap dampak dari guncangan dan tekanan. Atas dasar itu, merumuskan Strategi Ketahanan Kota Jakarta harus dilaksanakan lewat pendekatan kolaboratif”, ujarnya.

  

Pada sesi diskusi kelompok, peserta dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pilar yang ada. Pembagian peserta didasarkan pada kedekatan tugas dan fungsi di masing-masing lembaga dengan arahan strategi di setiap pilar. Pada kelompok satu yang berfokus pada pilar Jakarta SIAP, masukan penting yang menjadi catatan adalah bagaimana arahan Strategi Ketahanan Jakarta dapat juga memperhatikan karakteristik dan kebutuhan kelompok disable dan anak-anak. Mengingat kelompok disable dan anak-anak mempunyai karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa pada umumnya. Selain itu, masukan yang juga menjadi sorotan adalah terkait penerapan asuransi bencana yang dapat menjamin adanya transfer risiko ketika bencana terjadi. Hal ini, menjadi penting karena dapat menurunkan tingkat kerentanan di masyarakat karena masyarakat mempunyai kapasitas untuk membangun lebih cepat ketika situasi tanggap darurat dinyatakan selesai.

Tidak hanya kelompok Jakarta SIAP, kelompok kedua yang berfokus pada pilar Jakarta SEHAT juga mempunyai masukan yang sangat penting. Pertama, terkait bagaimana pemerintah dapat melakukan penguatan penegakan hukum dalam proses pengendalian sumber air perpipaan dan penggunaan air tanah yang mana berkaitan  pada kesejahteraan masyarakat dan percepatan penurunan muka tanah di Jakarta. Kedua, bagaimana pemangku kepentingan dapat melakukan pendataan dan pemetaan terkait zona-zona yang dimungkinkan untuk dilakukan naturalisasi dan normalisasi. Selain itu, terdapat pula penambahan gagasan terkait optimalisasi performa pengawasan implementasi pembuatan sumur resapan di setiap gedung/bangunan di DKI Jakarta. Optimalisasi ini berupa meningkatkan standar pengawasan yang awalnya hanya berupa pendataan kuantitas sumur resapan menjadi pengawasan efektivitas sumur resapan sehingga outputnya akan maksimal. Masih terkait dengan gagasan ini, masyarakat dapat juga dilibatkan dengan, misalnya, membentuk pokja untuk mengawasi penerapan pembuatan sumur resapan di lingkungannya masing-masing (seperti kelompok Jumantik dll)..  

Untuk kelompok ketiga yang berfokus pada mewujudkan Jakarta TERHUBUNG, catatan penting yang menjadi masukan bagi Sekretariat Jakarta Berketahanan adalah terkait Levelling antara strategi dan gagasan perlu dipertajam untuk mempermudah adopsi dokumen strategi berketahanan terhadap program pemerintah.Isu konsistensi penerapan program dan kebijakan terkait transportasi menjadi fokus utama dalam mendukung pilar keterhubungan DKI Jakarta.  (contoh: Parking policy, ganjil genap, ERP, dan lainnya). Diusulkan juga penambahan indikator manajemen rekayasa transportasi, utamanya mengenai Manajemen penggunaan Sepeda Motor (contoh: Pengaturan Ojol, dan Evaluasi integrasi fasilitas pejalan kaki). Selain itu, diperlukan strategi untuk penyelarasan dan pengintegrasian  antar berbagai dokumen perencanaan transportasi, sehingga setiap dokumen perencanaan yang ada dapat saling menutupi gap yang ada.

Hasil dari FGD ini diharapkan mampu memberikan masukan dan sudut pandang yang lebih konkrit dan baru pada arahan kebijakan yang ada. Lebih dari itu, sehingga Strategi Jakarta Berketahanan dapat benar-benar diimplementasikan dan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas bagi pemangku kepentingan guna mewujudkan Jakarta yang berketahanan.

Tautan Materi FGD:

  1. Strategi Ketahanan Kota Jakarta
    Paparan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup sebagai Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan dalam FGD Strategi Ketahanan Kota (10 April 2019) – Link: Bahan Paparan CRO _FGD Strategi Ketahanan Kota_V.02
  2. Arahan Strategi Ketahanan Kota Jakarta
    Link: arahan strategi
Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com