BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Audiensi Para Walikota Nepal, dan UCLG ASPAC ke DKI Jakarta

Jakarta, Jumat, 09 Agustus 2019.

Para Walikota Nepal, dan UCLG ASPAC melaksanakan audiensi ke DKI Jakarta yang diterima oleh Kedeputian Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) bertujuan sebagai forum untuk saling berbagi pengalaman terkait sistem pengolahan air limbah dan persampahan.

Audiensi ini dibuka oleh Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Lingkungan Hidup (Asdep LH) dan dihadiri oleh unsur: Pemprov DKI Jakarta (Dinas LH, DSDA, Biro KDH/KLN); Delegasi Nepal (Walikota Belkotgadhi, Walikota Lahan, Walikota Dhulikel, Walikota Waling, Walikota Lamahi, Walikota Bheemdatt, Walikota Neelakantha, Walikota Janakpurdham, Walikota Tulsipur, dan Walikota Kathmandu); PD PAL Jaya; UCLG ASPAC; dan Sekretariat Jakarta Berketahanan.

Delegasi Nepal telah melaksanakan kunjungan ke Jakarta selama 3 (tiga) hari dengan agenda: (i) Hari pertama mengunjungi TPST Bantar Gebang; (ii) Hari kedua mengunjungi PD PAL Jaya; dan (iii) Hari ketiga audiensi ke Pemprov DKI Jakarta.

Pada kegiatan ini, Pemprov DKI Jakarta dan PD PAL Jaya juga berkesempatan untuk berbagi pengalaman, pembelajaran, dan upaya yang telah dilakukan selama ini, selengkapnya berupa:

PD PAL Jaya telah melakukan pengolahan air limbah di Jakarta telah dilaksanakan melalui Instalasi Pengolanhan Air Limbah (IPAL) setempat (on-site) dan IPAL terpusat (off-site) yang salah satu fungsinya untuk mengolah air limbah menjadi sumber air bersih sehingga menambah sumber air baku DKI Jakarta.

PD PAL Jaya juga telah melaksanakan inovasi pengolahan air limbah domestik dengan mekanisme ANDRICH Tech yang memungkinkan pengolahan air limmbah menjadi air yang dapat diminum dan residu yang dimanfaatkan sebagai briket (black gold).

Pada pelaksanaannya PD PAL Jaya juga telah bekerja sama dengan pihak NGO (IUWASH PLUS) untuk pelaksanaan IPAL Komunal dan  berupaya melibatan masyarakat dengan program PD PAL Jaya Goes to School.

Menurut Dinas LH :

Timbulan sampah DKI Jakarta di setiap harinya mencapai lebih dari 7500 Ton yang dikirim dengan +1200 truk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Selain TPST Bantar Gebang, Pemprov DKI Jakarta melalu Dinas LH juga mengembangkan pengolahan sampah organic dengan mekanisme composting di 5 (lima) zona sanitary landfill.

Dinas LH telah melaksanakan optimalisasi TPST Bantar Gebang (landfill mining) dengan sistem pengelolaan gas Methane yang menghasilkan listrik sebesar 3 Megawatt/jam dan juga telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam mengelolan sistem pengolahan sampah untuk menghasilkan energi/Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan mekanisme Waste to Energy (WTE) yang mampu mengolah sampah sebesar 100 ton/hari dan menghasilkan 4 Kilowatt/jam.

Selain itu Dinas LH telah mengembangkan sistem pengelolaan sampah di dalam kota berupa Intermediate Treatment Facility (ITF) untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang.

Asdep LH turut menambahkan beberapa hal berupa:

Mekanisme pengelolaan air limbah di DKI Jakarta telah mengalami kemajuan pesat dengan pemberian mandat kepada PD PAL Jaya untuk melakukan pengelolaan air limbah di DKI Jakarta yang sebelumnya dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan. Pemberian mandat ini dilakukan mempertimbangkan Dinas Kebersihan yang kewalahan mengelola seluruh limbah dan sampah di DKI Jakarta.

Diperlukan komitmen yang kuat oleh Pemerintah dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dan air limbah. Komitmen tersebut juga perlu diterjemahkan ke dalam Rencana Tata Ruang (RTR) sehingga pengelolaan sampah dan air limbah sudah masuk ke dalam perencanaan dari tingkat awal.

Delegasi Nepal turut menyempaikan beberapa hal dalam kegiatan ini, berupa:

Delegasi Nepal menjelaskan bahwa Jakarta memberikan pengalaman yang menarik terkait pengelolaan sampah dan air limbah. Meskipun begitu, tetap diperlukan beberapa penyesuaian konsep pengelolaan sampah dan air limbah dari Jakarta ke Nepal mempertimbangkan konteks lahan Nepal yang berbukit.

Nepal memiliki 293 wialyah (municipalities), sehingga diperlukan koordinasi dan masterplanpersampahan dan pengolahan air limbah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara menyeluruh. Selain itu, permasalahan pengelolaan sampah dan air limbah belum menjadi perhatian utama bagi pemerintah nasional Nepal sehingga diperlukan upaya pengarusutamaan pengolahan sampah dan air limbah dari tingkat kota (municipalities) ke tingkat nasional.

Pengelolaan Sampah dan Air Limbah menjadi salah satu fokus pilar ketahanan Jakarta (pilar SEHAT) pada Dokumen Strategi Ketahanan Kota Jakarta.

Delegasi Nepal yang merupakan perwakilan dari beberapa kota berharap dapat menjalin kerja sama Sister City dengan Jakarta mempertimbangkan kesamaan isu dan karakteristik kota.  Hal ini dilakukan agar kerjasama dan koordinasi dapat dilakukan dengan lebih intens.

Diharapkan akan terlaksana bentuk kerja sama yang lebih konkret dari studi banding yang dilakukan oleh Delegeasi Nepal dengan Jakarta sehingga dapat membawa solusi nyata terhadap isu perkotaan yang dihadapi.

Lampiran foto kegiatan :

  

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com