BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Pelatihan dan Simulasi Siaga Bencana Di Rusunawa Marunda Jakarta Utara

Jakarta, 9 September 2019, Sekretariat Jakarta Berketahanan menghadiri kegiatan peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana di Rumah Susun Sewa di daerah Marunda Jakarta Utara. Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama antara BPBD DKI Jakarta bersama dengan UPRS Marunda yang secara sadar ingin meningkatkan kewaspadaan, pemahaman, dan pengetahuan dari masyarakat yang tinggal di rumah susun terhadap potensi dan risiko bencana gempa bumi yang bisa  datang kapan saja.

Kegiatan pelatih dan dan peningkatan kesiapsiagaan dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan dengan tema prosedur pertolongan pertama atau yang sering disebut dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD merupakan upaya mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru yang berhenti bekerja. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan oksigen kepada otak, jantung dan organ vital lainnya, sampai datang satuan pengobatan medik yang difinitif dan tepat. BHD dinilai sebagai pengetahuan wajib yang harus dimiliki dan dipahami oleh setiap masyarakat dalam proses peningkatan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana. Baiknya pemahaman masyarakat terkait BHD terbukti mampu mengurangi risiko adanya korban jiwa dan luka-luka ketika bencana terjadi.

Pada sesi pertolongan pertama dan BHD, masyarakat diajarkan melaksanakan tindakan dan prosedur pertolongan pertama. Prosedur tersebut terbagi menjadi dua, pertolongan pertama untuk korban yang tidak sadarkan diri dan korban luka-luka. Pertolongan untuk korban yang tidak sadarkan diri dijelaskan dalam beberapa tahapan yang disebut chain survival. Langkah pertama dalam chain survival adalah menghubungi petugas medik, rumah sakit terdekat, atau satuan tanggap darurat yang ada untuk meminta pertolongan medis. Langkah kedua dilanjutkan dengan menilai kondisi korban dan memastikan organ vital (jantung dan paru-paru) korban tetap berfungsi yang dilaksanakan dengan membebaskan jalan nafas dengan teknik “Head tilt chin lift”. Jika didapatkan kondisi korban yang tidak bereaksi, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan CPR. CPR harus terus dilakukan untuk membantu jantung korban memompa darah ke otak dengan harapan organ vital dapat berfungsi kembali. Adapun Automated External Defibrillator (AED) merupakan alat bantu kejut untuk memberikan rangsangan kepada jantung yang berfungsi sama seperti CPR. Upaya ini menjadi krusial untuk menjaga organ vital korban tetap bekerja sembari menunggu petugas medik datang. Selain itu, masyarakat penghuni rusun juga diajarkan tindakan pertolongan pertama untuk korban luka-luka. Bagian ini lebih fokus pada cara-cara membalut dan menghentikan pendarahan yang terjadi pada korban luka-luka.

     

Setelah pelatihan mengenai kegiatan pertolongan pertama selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan terkait evakuasi saat terjadi gempa bumi. Tindakan evakuasi yang pertama kali harus dilakukan oleh masyarakat ketika terjadi gempa bumi adalah segera berlindung dibawah meja atau kursi yang ada. Melindungi kepala serta batang leher menggunakan tangan agar tidak tertimpa dan cedera. Jika situasi sudah membaik, masyarakat harus segera berkumpul di titik kumpul yang sudah tersedia dan menjauhkan diri dari bangunan, tumbuhan tinggi, dan bangunan lainnya yang rawan runtuh dan melukai masyarakat.

Pada kesempatan ini, pelatihan tidak hanya dilakukan lewat kegiatan belajar di kelas atau ruangan. melainkan dilengkapi pula dengan kegiatan simulasi evakuasi bersama masyarakat yang ada di Rusunawa Marunda. kegiatan evakuasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata dan pengalaman untuk masyarakat terkait bagaimana tata cara evakuasi yang baik dan benar jika bencana gempa bumi terjadi di lingkungan mereka. Ketenangan dan kerjasama menjadi nilai utama yang juga ditekankan agar setiap individu terhindar dari risiko yang ada dan dapat saling menolong pada saat kejadian bencana.

Kegiatan pelatihan dan peningkatan kesadaran yang dilakukan BPBD dan UPRS Rusunawa Marunda harus direplikasi, ditingkatkan, dan dilaksanakan di banyak tempat di Jakarta. hal ini dikarenakan, masih banyak masyarakat Jakarta yang belum mempunyai pemahaman yang baik terhadap bagaimana menyelamatkan diri dan orang disekitar mereka ketika terjadi bencana. Sesuai dengan strategi yang ada di Pilar Jakarta SIAP, Jakarta harus terus meningkatkan edukasi terkait risiko bencana agar budaya kesiapsiagaan dapat diwujudkan dengan baik di masyarakat.

Tautan Bahan Paparan pada Pelatihan dan Simulasi Siaga Bencana Di Rusunawa Marunda Jakarta Utara :
1. Pertolongan Pertama BHD
2.Kesiapsiagaan dan Evakuasi Gempa Bumi
3. PERDARAHAN DAN FRAKTUR

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com