BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Menjadi Narasumber pada Sesi World Resource Institute (WRI) dalam Kegiatan 55th ISOCARP World Planning Congress

Pada Hari Rabu, 11 September 2019 Sekretariat Jakarta Berketahanan turut diundang oleh World Resource Institute (WRI) Indonesia untukt terlibat sebagai narasumber dalam kegiatan 55th ISOCARP World Planning Congress. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh asosiasi perencana global untuk meningkatkan kesadaran dan kapasitas para perencana dalam membangun kota yang lebih baik di masa depan. Tahun ini, agenda 55th ISOCARP World Planning Congress adalah Beyond Metropolis yang menitikberatkan bahwa kota sudah tidak bisa didefinisikan melalui batas administratif.

Dalam pelaksanaannya, 55th ISOCARP World Planning Congress akan terbagi ke dalam beberapa sesi yang dikelola bekerjasama dengan beberapa institusi, salah satunya adalah sesi yang dikelola oleh WRI Indonesia dengan tema “Kota dalam menghadapi Polusi Udara dan Perubahan Iklim”.

Pada sesi ini, WRI Indonesia turut mengundang beberapa narasumber yang dipandang dapat memberikan pandangan terkait upaya peningkatan kualitas udara, pengurangan polusi udara, dan pengurangan dampak  perubahan iklim yaitu: (i) Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan Pemprov DKI Jakarta (TGUPP); (ii) ICLEI Indonesia; (iii) C40 Indonesia; (iv) Sekretariat Jakarta Berketahanan; serta (v) Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI) sebagai moderator diskusi.

TGUPP Pemprov DKI Jakarta

  • Permasalahan Polusi Udara bukan hanya dimiliki oleh Jakarta, namun juga nasional. Hal ini terlihat dari kualitas udara yang lebih buruk di daerah sekitar Jakarta (Tangerang, Depok, Bogor, Bekasi). Bahkan, Jakarta hanya menduduki peringkat 10 dari daerah dengan kualitas udara terburuk di Indonesia.
  • Meskipun begitu, Pemprov DKI Jakarta juga tidak tinggal diam dan sudah melakukan beragam upaya, seperti: Bus Listrik, Optimalisasi TransJakarta, Pengoperasian MRT Jakarta, Optimalisasi Program Kampung Iklim (Proklim), Penanaman Pohon, Uji Emisi Kendaraan Gratis, dan Pelebaran Trotoar.
  • Mempertimbangkan bahwa jumlah penyumbang polusi udara terbesar di DKI Jakarta adalah dari sektor kendaraan bermotor (78%) dan penggunaan kendaraan pribadi di Jabodetabek mencapai 82%, Pemprov DKI Jakarta juga berupaya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi dengan meningkatkan sistem transportasi umum, pengembangan infrastruktur pejalan kaki, dan pembatasan umur kendaraan pribadi. Hal ini tertuang pada Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
  • Dalam hal ini, Pemprov DKI Jakarta juga mengharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang ada di Jakarta untuk terlibat aktif dalam upaya peningkatan kualitas udara di DKI Jakarta

ICLEI Indonesia

  • ICLEI telah membantu Jakarta dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sejak tahun 2017 lalu melalui program Ambitious City Promises (ACP).
  • Meskipun berfokus pada GRK yang hanya merupakan sebagian dari polusi udara di Jakarta, ICLEI juga berkomitmen untuk membantu perwujudan Jakarta sebagai kota yang berketahanan iklim dengan kualitas udara yang baik.
  • Hal ini terlihat dari pelaksanaan program ACP yang menyasar sektor Transportasi, Pengelolaan Sampah, dan Energi sebagai salah satu penyumbang polusi udara terbesar di DKI Jakarta. Program ACP akan mendorong pembaharuan dan perubahan sistem transportasi, pengelolaan sampah, dan produksi energi yang lebih ramah lingkungan.
  • Program ACP juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan terutama anak-anak dan pemuka agama untuk meningkatkan upaya peningkatan kualitas udara di DKI Jakarta.

C40 Indonesia

  • C40 indonesia juga tengah dalam proses membantu Pemprov DKI Jakarta untuk menguatkan Rencana Aksi untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim.
  • Hal ini dilakukan dengan proses kolaboratif yang melibatkan SKPD Pemprov DKI Jakarta, Swasta, NGO, dan Akademisi.
  • Dalam prosesnya, C40 juga memberikan akses kepada jejaringnya untuk saling berbagai pengalaman dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
  • C40 juga sedang mengembangkan proyek percontohan (pilot project) untuk pengurangan dampak perubahan iklim yang berfokus pada sektor wisata.

Sekretariat Jakarta Berketahanan

  • Sekretariat Jakarta Berketahanan hadir untuk membantu Pemprov DKI Jakarta dalam menjadi Kota Berketahanan dalam program 100 Resilient Cities (100RC). Salah satu aspek kota berketahanan yang disasar adalah aspek perubahan iklim.
  • Sekretariat Jakarta Berketahanan telah meluncurkan Strategi Ketahanan Kota Jakarta pada 30 Agustus 2019 lalu dengan memprioritaskan upaya Jakarta pada 3 (tiga) pilar, yaitu: Jakarta SIAP, Jakarta SEHAT, dan Jakarta TERHUBUNG. Aspek perubahan iklim juga telah disinggung di dalam ketiga pilar tersebut dan dijelaskan secara rinci di dalam 12 arahan dan 32 strategi.
  • Aspek perubahan iklim sendiri juga menjadi fokus pada beberapa strategi, yaitu Strategi dengan Nomor: 1, 3, 4, 5, 7, 10, 15, 17, 21, 22, 23, 24, 25, dan 29.
  • Dalam sesi ini, Sekretariat Jakarta Berketahanan juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan Jakarta yang berketahanan, terutama terhadap perubahan iklim.

RCCC UI

  • Pihak RCCC UI menekankan pentingnya untuk melihat aspek manusia dalam menanggapi isu polusi udara dan perubahan iklim.
  • Hal ini diperlukan mempertimbangkan pengaruh polusi udara dan perubahan iklim terhadap kesehatan manusia. Polusi udara bahkan juga sudah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
  • Selain itu, polusi udara juga berdampak kepada kerugian materiil karena penanganan penyakit akibat polusi udara.
  • Salah satu upaya yang bisa dilaksanakan adalah dengan meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan melalui memperbanyak Stasiun Monitoring Kualitas Udara/Air Quality Monitoring System (AQMS) sehingga upaya peningkatan kualitas udara bisa lebih optimal.
  • Selain itu, diperlukan intervensi dari berbagai sektor, seperti: transportasi, energi, industry, teknologi, dan pengelolaan limbah untuk meningkatkan upaya peningakatan kualitas udara serta menanggulangi dampak perubahan iklim.

Sesi ini ditutup oleh WRI Indonesia yang menekankan pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak (Pemerintah, Swasta, NGO, LSM, Komunitas, dan Akademisi) untuk memperbaiki kualitas udara dan memerangi dampak perubahan iklim untuk meningkatkan ketahanan kota.

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com