BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Rapat dengan Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Bappeda Provinsi DKI Jakarta

Inovasi dan Kolaborasi untuk Pencapaian Goal 2 (Tanpa Kelaparan) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SGDs)

Jakarta, 4 Oktober 2019.

Pada Hari Jumat, 4 Oktober 2019 Sekretariat Jakarta Berketahanan memenuhi undangan Rapat dari Bidang Kesra Bappeda Provinsi DKI Jakarta yang turut dihadiri oleh Bidang Perekonomian; Bidang Perencanaan dan Pendanaan Pembangunan (P3); dan Sekretariat TPB/SDGs Bappeda Provinsi DKI Jakarta; Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (Rimbawan Muda Indonesia [RMI], Sendalu Permaculture, KawanMain.co, dan Relawan4Life).

Rapat ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antar-pemangku kepentingan untuk mendukung pencapaian Goal 2 (Tanpa Kelaparan) TPB/SDGs di DKI Jakarta melalui Pertanian Perkotaan.

Dalam pertemuan ini, dikemukakan bahwa pertanian perkotaan telah menjadi salah satu prioritas bagi Pemprov DKI Jakarta, khususnya bagi DInas KPKP dan Bidang Perekonomian Bappeda Provinsi DKI Jakarta. Fokus pertanian perkotaan yang selama ini didorong oleh Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta adalah melalui penyediaan bibit dan sarana penunjang kegiatan. Selain itu, peningkatan kesadaran (awareness raising) masyarakat, terutama ibu rumah tangga, juga menjadi salah satu prioritas. Meskipun demikian, tetap diperlukan kolaborasi dari pemangku kepentingan yang lebih luas, terutama dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membantu pengarusutamaan pertaniaan perkotaan di DKI Jakarta.

Terdapat beberapa hal penting yang mengemuka pada rapat ini, yaitu:

  • Optimalisasi pelaksanaan pertanian perkotaan di DKI Jakarta bisa dilaksanakan dengan merujuk kepada Desain Besar Pertanian Perkotaan yang telah disusun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Kedeputian Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dengan dukungan Yayasan KARINA (Caritas Indonesia).
  • Pelaksanaan pertanian perkotaan juga perlu melihat aspek yang le ih luas, seperti: penyediaan air dan penyediaan pupuk untuk tanaman. Kedua aspek tersebut juga bisa didapat dengan menggunakan teknik yang ramah lingkungan, seperti: Panen Air Hujan (Rain water harvesting) untuk penyediaan air, dan komposting melalui pemilahan sampah untuk penyediaan pupuk. Dengan demikian, pelaksanaan perkotaan juga akan mendorong tumbuhnya budaya ramah lingkungan pada pemangku kepentingan.
  • Implementasi pertanian perkotaan juga telah banyak dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti: (i) Pelaksanaan pertanian perkotaan di Rumah Susun Marnda, Jakarta Utara; (ii) Pertanian Perkotaan yang dikelola Haji Ramin di Jakarta Timur. Kedua contoh ini dapat menjadi praktik unggulan (best practices) yang bisa dikembangkan secara lebih masif.
  • Proses pertanian perkotaan juga telah dilaksanakan dan dipandang mampu untuk mendukung pencapaian Program Kampung Iklim (Proklim) yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, DLH Provinis DKI Jakarta juga perlu dilibatkan dalam upaya ini.

Pelaksanaan pertanian perkotaan sendiri telah menjadi salah satu kegiatan prioritas/quick-win di dalam Strategi Ketahanan Kota Jakarta serta fokus pada pelaksanaan Pilot Project pendorong ketercapaian TPB/SDGs DKI Jakarta. Dengan demikian, kolaborasi untuk pelaksanaan pertanian perkotaan bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com