Jakarta, CNN Indonesia — Misa Natal di Gereja Katolik Servatius, Kota Bekasi, sarat nuansa Betawi. Saat menjalankan ibadah mereka, umat Katolik di Gereja Kampung Sawah dikawal oleh para “Jawara Betawi” dari awal hingga akhir.
Pengawalan salah satunya dilakukan terhadap Pastur Romo Wartoyo. Delapan orang berseragam pangsi hitam dengan golok di pinggang mengantarkan Romo Wartoyo memasuki gereja.
Para jawara itu pun mengawal sang pastur hingga sampai ke atas altar dan memulai prosesi Misa Natal. Setelah pastur sampai di altar, para pengawal itu menyebar ke penjuru gereja.
Mereka bertugas memastikan para jemaah untuk menjaga kekhusyukan Misa. Sesekali mereka mondar-mandir memperhatikan jemaah.
Mereka juga menegur jika ada jemaah yang membuat kebisingan atau tidak tertib saat ibadah berlangsung. Wakil Ketua Dewan Paroki Kampung Sawah Gereja Santo Servatius, Matheus Nalih Ungin, menjelaskan para jawara itu dinamai Krida Wibawa.
Mereka merupakan petugas khusus yang menjaga ketertiban perayaan setiap Misa di Gereja Servatius. “Krida Wibawa itu konsepnya pengawal Liturgi Ekaristi. Kami mencoba adopsi dari Vatikan. Misa-misa besar di Vatikan itu ada juga pengamanan, tentara-tentara, dengan kebesarannya itu,” kata Nalih saat ditemui CNNIndonesia.com, Rabu (25/12).
Nalih menyampaikan penampilan Krida Wibawa memang sangar seperti jawara Betawi tempo dulu. Namun fungsi mereka bukan sebagai kekuatan pengamanan, melainkan pengatur ketertiban.
Salah satu anggota Krida Wibawa, Livinus Gunawan Napiun, mengaku sudah 23 tahun bertugas. Ia menyebut Keuskupan Agung Jakarta membentuk Krida Wibawa sebagai bagian akulturasi dengan budaya Betawi.
“Jadi supaya menyatulah, gereja menyatu dengan tradisi lokal. Jadi kita maksudnya nuansa budayanya itu ditonjolkan. Kita dibentuk jadi pengawal, termasuk keamanan, kekhusyukan di dalam kita yang jaga,” ucap Gunawan.
Di Gereja Servatius ada 32 orang anggota Krida Wibawa. Setiap pekan ada empat kali Misa yang masing-masing dikawal oleh delapan orang anggota Krida Wibawa.
Menurutnya, tak perlu jago bela diri untuk bergabung dengan Krida Wibawa. Syaratnya hanya umat Katolik asli Betawi Kampung Sawah yang telah berusia 40 tahun.
Gunawan menyampaikan Krida Wibawa adalah kerja sosial. Sebab anggotanya sudah memiliki pekerjaan tetap di luar kegiatan gereja.
“Kalau di sini, semua pun kagak ada yang dikasih duit, sosial, karena kerelaan. Tidak ada pernah kita digaji, Romo pun enggak digaji, hanya uang saku untuk beli odol atau apa. Mengabdi,” tutur pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta itu.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia dengan judul “’Jawara Betawi’ Bentengi Misa Natal di Gereja Kampung Sawah”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191225151902-20-459828/jawara-betawi-bentengi-misa-natal-di-gereja-kampung-sawah
Foto Cover : Suasana Misa Natal 2019 di Katedral Jakarta. (CNN Indonesia/Andry Novelino)