Jakarta, CNN Indonesia — Virus corona dianggap menjadi momok yang menakutkan sebagian masyarakat beberapa waktu terakhir, bahkan di sejumlah negara. Meski demikian, masih ada warga yang menganggap biasa saja dalam menanggapi penyebaran virus corona.
Yasin (27) pedagang gorengan yang mangkal di area permukiman dua pasien positif corona, di Depok, awalnya sempat takut. Dua hari setelah muncul kabar WNI positif corona, ia sempat menggunakan masker. Hanya untuk berjaga-jaga, katanya.
“Waktu pertama, pakai. Waktu lagi booming-booming-nya tuh,” ujarnya.
Pada Senin (2/3) Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus WNI positif corona pertama kali di Indonesia. Kasus itu menimpa ibu dan anak yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat.
Namun, setelah itu ia tak lagi menggunakannya. Toh, menurutnya dua pasien itu sudah dirawat. Ramai penyebaran corona juga tak sampai membuat ia berhenti berjualan.
Yasin (27), pedagang gorengan di minimarket dekat Studio Alam Indah, Sukmajaya, Kota Depok, Kamis (5/3). (CNN Indonesia/Thohirin) |
Meski demikian ia tetap berjaga-jaga agar virus itu tak menjangkiti tubuhnya. Caranya, kini ia mulai rutin meminum jamu agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga.
“Biar kuat, akunya harus minum jamu, jamu gendongan kayak gitu,” ujar Yasin.
Lain dengan Yasin, Alfian (28), seorang petugas parkir liar di Jalan Margonda, Depok, justru biasa-biasa saja. Menurutnya, virus Corona justru harus dilawan.
Alfian (28) petugas parkir di Jalan Margonda, Selasa (3/3). (CNN Indonesia/Thohirin) |
Alfian mengaku tak takut meski virus Corona sudah memasuki Depok, daerah tempat tinggalnya. Yang penting baginya masyarakat bisa menjaga pola hidup sehat, tidak jajan sembarangan, seperti kelelawar atau anjing yang ia sebut sebagai asal virus itu muncul.
“Untuk masyarakat Indonesia, enggak usah takut Corona. Enggak perlu ditakutin. Malah harus kita lawan,” ujarnya.
Sementara Sadiman (54) seorang pedagang kopi keliling di depan Balai Kota Depok, justru berdoa agar dua pasien positif corona cepat sembuh. Warga Cipayung, Depok, itu tak sampai melakukan upaya pencegahan apapun pada dirinya agar tak terinfeksi Corona.
Sadiman (54) pedagang kopi keliling di depan kompleks Balai Kota Depok, Selasa (3/3). (CNN Indonesia/Thohirin) |
Namun demikian, ia berharap pemerintah cepat tanggap agar virus Corona tak menjangkiti warga lain, termasuk dirinya.
“Ya, emang musibah itu enggak bisa ditolak. Siapapun enggak mau kena musibah. Ya jangan sampai merembet gitu,” katanya.
Hingga Jumat (6/3), jumlah korban terinfeksi virus corona di seluruh dunia berjumlah 97.885 orang. Sedangkan pasien yang sembuh mencapai 53.769 orang. Sementara korban meninggal berjumlah 3.348 orang.
Kementerian Kesehatan RI menyatakan dua warga Depok pasien positif virus corona bakal pulang jika dalam dua kali pemeriksaan ulang hasilnya negatif. Kedua pasien itu saat ini masih menjalani perawatan di RS Penyakit Infeksi Sulianto Saroso, Jakarta sejak Minggu, 1 Maret lalu.
Mirip Zombie Zone
Seorang pria lainnya mengaku jengah dengan pemberitaan yang keliru terkait permukiman tempat tinggalnya. Beberapa hari terakhir, wilayahnya jadi sorotan publik lantaran dua warga dinyatakan positif terjangkit virus corona (Covid-19).
“Berantakan semua. Berantakan semua. Salah semua (pemberitaan),” kata pria yang enggan disebutkan namanya itu kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/3).
Pria yang ditemui CNNIndonesia.com di Depok itu mengenal kedua pasien tersebut sebagai orang baik. Namun hebohnya wabah corona di daerahnya justru membentuk persepsi miring terkait kompleks perumahan yang ia tinggali.
“Pokoknya setop memberitakan kita sebagai kompleks yang eksklusif,” katanya memulai obrolan di sebuah warung kecil.
“Kayak zombie zone, seolah-olah kita kayak kompleks yang harus dikasihani gitu loh,” tambahnya.
Dia pun mengkritik sejumlah media dan wartawan yang tidak menerapkan kode etik jurnalistik dalam meliput kasus ini. Terutama, pemberitaan media yang mengungkap identitas maupun rumah kedua pasien positif corona.
“Krosceknya ini kok ngaco. Prinsip-prinsip jurnalistiknya itu enggak kepake. Kenapa? Sudah jelas dia bukan koruptor. Dia bukan penjahat. Kok dibuka datanya. Seolah-olah dia penjahat,” kata pria yang mengaku sebagai mantan jurnalis itu.
Ia mengenal baik dengan kedua pasien. Saat mendengar kabar tentang pasien pertama di Indonesia yang dinyatakan positif corona, ia cukup terkejut. Padahal dirinya terakhir berjumpa dengan dua pasien yang disebut positif corona itu pada Januari lalu.
Insert Artikel – Waspada Virus Corona. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Selama ini, kata dia, pasien juga dikenal sebagai orang yang rajin berolahraga, selain aktif dalam kegiatan warga di permukimannya.
“Pengurus warga yang menangani masalah pengembangan dan kreativitas anak dan remaja di lingkungan kita. Kan, ada divisinya,” ujarnya.
arena itu, ia geram saat mengetahui identitas kedua pasien menyebar ke publik. Terutama, soal rumah dan area permukimannya yang disebut-sebut bakal menjadi zona eksklusif dan diisolasi. Padahal, menurutnya, sejauh ini tak ada masalah di antara warga sekitar.
“Kita ketawa semua, enggak ada masalah kok,” katanya.
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul “Enggak Usah Takut Virus Corona”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200306073706-20-480994/enggak-usah-takut-virus-corona
Penulis : Thohirin, CNN Indonesia
Foto Cover : Ilustrasi. Warga mengenakan masker untuk mewaspadai penyebaran virus corona di Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)