Sydney, 9 November 2018.
Urban Resilience Asia Pacific (URAP) Conference 2018 merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan bersama oleh University of New South Wales (UNSW), ARUP, Palang Merah Australia, dan the South Asia Institute at Havard University. Konferensi tersebut diselenggarakan selama 2 (dua) hari bertempat di UNSW Colombo House di Sydney, Australia.
Konferensi internasional ini dihadiri oleh praktisi, peneliti, dan pemangku kepentingan dari semua disiplin ilmu untuk mempresentasikan, mendiskusikan, memperdebatkan dan merekomendasikan tindakan sosial, fisik, politik dan ekonomi yang dapat direalisasikan dengan membangun ketahanan di kawasan Asia Pasifik.
Plan International Indonesia dan Plan International Australiamengundang Sekretariat Jakarta Berketahanan, yang diwakili oleh Manajer Program Sekretariat Jakarta Berketahanan yaitu Tri Mulyani Sunarharum, untuk berpartisipasi sebagai panelis pada sesi Plan International Australia yang mengusung tema Child Centered Urban Resilience Framework (CCURF). Sesi tersebut diselenggarakan pada hari pertama konferensi pada tanggal 7 November 2018. Pada sesi tersebut, Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku CRO Sekretariat Jakarta Berketahanan, yaitu Bapak Oswar Mungkasa, juga turut berpartisipasi.
Sesi tersebut terdiri dari 2 (dua) kegiatan, yaitu paparan dan sesi kerja yang bersifat interaktif. Pada awal sesi, tim ARUP menyampaikan paparan mengenai konsep Child Centered Urban Resilience Framework (CCURF), yaitu Kerangka Ketahanan Kota yang berpusat pada anak. CCURF tersebut terdiri dari 4 (empat) kuadran strategi, yaitu: Sustain Life, Mobilise the Community, Make Safe Place, dan Promote Integration. Keempat kuadran tersebut selaras dengan dimensi yang ada pada Kerangka Ketahanan Kota/City Resilience Framework (CRF) yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Jakarta Berketahanan.
Seusai paparan, peserta sesi dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok sesi kerja. Manajer Program Sekretariat Jakarta Berketahanan menjadi panelis di kelompok satu yang beranggotakan beberapa praktisi, peneliti, dan perwakilan pemerintah. Pada awal sesi kerja, disampaikan pengantar mengenai Program Jakarta Berketahanan sebagai bagian dari program 100 Resilient Cities. Kemudian, disampaikan pengalaman terkait dengan kolaborasi dengan Plan Indonesia dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam pelaksanaan Program CCURF dan dalam upaya mewujudkan Jakarta sebagai pusat pembelajaran/center of excellence Kota Layak Anak.
Disampaikan juga bahwa saat ini Plan Indonesia sedang melaksanakan program aksi orang muda untuk ketangguhan masyarakat perkotaan terhadap bencana menggunakan CCURF. Salah satu dari keluaran program tahun ini adalah disusunnya alat monitoring berdasarkan CCURF atas kerjasama dengan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta; Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta; Sekretariat Jakarta Berketahanan; serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Partisipasi dari Sekretariat Jakarta Berketahanan pada konferensi internasional ini digunakan sebagai sarana untuk berbagi pengalaman dalam mendukung upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota metropolitan yang inklusif, layak anak, dan berketahanan. Program CCURF juga selaras dengan Fokus Utama Program Jakarta Berketahanan untuk membangun kapasitas masyarakat, khususnya kelompok rentan, yaitu kaum perempuan, pemuda, dan anak-anak, agar dapat lebih berketahanan dari aspek sosial, fisik dan ekonomi.