BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Monitoring Perkembangan Pembangunan MRT Jakarta

Jakarta, 22 Januari 2019,

Jakarta Berketahanan turut menghadiri undangan rapat koordinasi serta peninjauan lapangan Kedeputian Gubernur Provinsi DKI Jakarta dalam rangka monitoring perkembangan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang diselenggarakan oleh Deputi Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa instansi,  stakeholders dan lembaga-lembaga lainnya yang memiliki fokus utama terhadap transportasi publik di DKI Jakarta.

Kunjungan ini bertujuan untuk membahas perkembangan, kendala, masukan, saran yang berkaitan dengan pembangunan MRT Jakarta secara keseluruhan. Dalam monitoring dan evaluasi  Stasiun MRT di Bundaran HI dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • Diharapkan pembangunan MRT fase I ini dapat beroperasi lancar dan tepat waktu.pada akhir Maret 2019 nanti
  • Pembangunan MRT fase I ini terdiri dari 13 stasiun yang terdiri dari 6 (enam) stasiun underground (bawah tanah), 7 (tujuh) stasiun elevated (stasiun layang), satu depo, dan rangkaian rel kereta.
  • Stasiun underground memiliki 1 platform dengan peron kereta masing-masing di kanan dan kirinya, sementara untuk stasiun elevated memiliki 2 platform dengan peron kereta berada di tengah-tengah.

Kemudian, dalam monitoring dan evaluasi mekanisme operasional MRT keseluruhan dapat dijabarkan dalam beberapa poin berikut :

  • Jam operasional keseluruhan pelayanan MRT Jakarta dimulai dari jam 5 pagi hingga jam 12 malam.
  • Ruangan pada stasiun dibagi menjadi dua bagian, yaitu beranda peron (concourse) dan lantai peron.
  • Stasiun juga dilengkapi dengan guiding block untuk memudahkan penumpang dengan kebutuhan khusus.
  • Beranda peron dibagi menjadi dua bagian, yaitu area tidak berbayar dan berbayar.
  • Pada beranda peron area tidak berbayar akan terdapat ritel (makanan, minuman, aksesoris, fesyen, dan ATM), pos pelayanan informasi, dan gerai tiket.
  • Sementara itu, pada area berbayar terdapat toilet, ruang laktasi, musholla, serta akses menuju lantai peron. Untuk masuk ke area tersebut, penumpang harus melakukan tapping tiket pada pintu penumpang yang tersedia.
  • Tiket dapat dibeli dari gerai tiket dan mesin penjual yang disediakan.
  • Tiket MRT Jakarta dibagi menjadi dua, yaitu tiket perjalanan tunggal dan tiket perjalanan ganda. Namun, penumpang juga dapat menggunakan kartu bank elektronik.
  • Untuk membeli tiket, penumpang yang memiliki kebutuhan khusus akan diarahkan dari pintu masuk melalui guiding block menuju gerai tiket.
  • Terdapat mesin berwarna kuning di dekat gerai tiket yang dapat digunakan untuk mengecek saldo dan status tiket.
  • Pintu penumpang dapat diatur untuk melayani penumpang masuk atau keluar saja untuk menyesuaikan dengan arus penumpang pada jam sibuk.
  • Lantai peron dapat diakses dari beranda peron bagian area berbayar melalui tangga, tangga berjalan (eskalator), dan elevator. Elevator tersebut akan tepat berada di pintu kereta 3 dan 4 yang memiliki ruang untuk kursi roda.
  • Pada lantai peron, terdapat papan informasi penumpang yang memberikan informasi mengenai jam kedatangan dan keberangkatan kereta.
  • Perancangan stasiun MRT secara keseluruhan dibuat dengan mempertimbangkan mobilitas penumpang yang cepat dan efektif.

Saat melakukan monitoring dan evaluasi, terdapat beberapa Kendala dan evaluasi pembangunan MRT Jakarta Fase II (Rencana pembangunan MRT Jakarta fase II meliputi ekstensi dari Stasiun Bundaran HI hingga Jakarta Kota) ialah masih pada perizinan groundbreaking penempatan lokasi stasiun di sekitar Monumen Nasional (Monas) terkait pengkondisian lokasi dan juga keamanan. Koordinasi perizinan tersebut akan dilakukan dengan Kementerian Sekretaris Negara. Untuk pengkondisian lokasi, pihak MRT memaparkan akan mengikuti arahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

 

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com