JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menyampaikan, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan jika mengganti seluruh bus transjakarta yang berbahan bakar gas (BBG) ke bus listrik. Sebab, bus transjakarta BBG yang ada saat ini 2.400 unit.
Karena banyaknya unit transjakarta itu, penggantiannya harus dilakukan bertahap. “Jadi bertahap setelah semua itu selesai, baru kita lihat hasilnya apakah sudah layak untuk Jakarta ini beralih ke bus listrik atau tidak. Jika sudah, butuh waktu berapa lama? Sesuai dengan waktu ini tergantung berbagai pihak,” kata Joseph saat dihubungi wartawan, Selasa (30/4/2019).
Menurut dia, ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Pertama, apakah penyedia bus memiliki stok yang cukup untuk menyediakan kebutuhan bus. Kedua, dana dan anggarannya harus dipertimbangkan karena bus listrik harganya cukup mahal. “Ketiga apakah operator punya kemampuan mengoperasikan kendaraan sebanyak itu. Jadi ini masih harus kita lihat dari hasil uji coba. Kalau saya lihat dari negara lain kelihatannya teknologi ini samgat mungkin untuk diciptakan, tapi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian,” tutur dia.
Untuk saat ini, DKI Jakarta sudah mempunyai tiga bus listrik yang telah pra-uji coba. Pada Juni nanti, bus listrik akan ditambah menjadi 10 unit. Namun, semua bus listrik tersebut tidak dibeli tetapi diperoleh melalui kerja sama PT Transjakarta swasta. Caranya, dengan membayar jasa pelayanan publik kepada penyedia, seperti BYD Company Ltd dan PT Mobil Anak Bangsa. “Jadi TJ akan membayar kepada nantinya operator di mana operator inilah yang akan membeli bus-busnya. Kesiapan mengenai pengoperasian itu adanya di para operator. Dalam hal ini ada operator Kencana, Damri, Steady Safe, dan mereka lah yg berkoordinasi tetap dengan para penyedia,” ujar Joseph.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pra-uji coba tiga bus listrik, Senin (29/4/2019). Baca juga: Alasan Ibu Hamil Harus Diberi Tempat Duduk di KRL hingga Transjakarta Bus listrik ini merupakan dua bus listrik produksi BYD Company Ltd asal China dan satu bus listrik produksi dalam negeri dari PT Mobil Anak Bangsa. Satu bus listrik BYD Company Ltd berukuran sedang dengan kapasitas tempat duduk 18 buah dan satu bus berukuran besar dengan kapasitas 31 tempat duduk. Sementara itu, bus listrik dari PT Mobil Anak Bangsa memiliki 39 tempat duduk.
Artikel ini telah dipublikasikan di https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/30/13480711/hal-yang-harus-diperhatikan-sebelum-transjakarta-beralih-ke-bus-listrik
Oleh: Ryana Aryadita Umasugi, Kompas