Jakarta, 22 dan 23 Mei 2019.
Pada Hari Rabu dan Kamis, 22 dan 23 Mei 2019, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Jakarta Berketahanan bekerja sama dengan KARINA-Caritas Indonesia mengadakan Simulasi Permainan Kolaborasi Pemangku Kepentingan dan Perencanaan Pengembangan Perkotaan.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa pihak, yaitu: Bappeda, BPSDM, Kelurahan Duri Utara, Dinas PPAPP, Dinas KPKP, DLH, Staf Kedeputian TRLH, KARINA-Caritas Indonesia, Palang Merah Indonesia (PMI), International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Cordaid Belanda, PT. Ewindo, dan Sekretariat Jakarta Berketahanan.
Simulasi Permainan Kolaborasi Pemangku Kepentingan menggunakan permainan Serious Collaboration Gaming (dilaksanakan pada Rabu, 22 Mei 2019). Sedangkan, simulasi Permainan Perencanaan Pengembangan Perkotaan menggunakan permainan Urban Planning Games (dilaksanakan pada Kamis, 23 Mei 2019. Kedua permainan ini menekankan pentingnya kolaborasi pada proses menyelesaikan isu perkotaan.
Simulasi ini dipandu oleh Perwakilan Cordaid Belanda dan Afrika Selatan serta beberapa fasilitator yang merupakan perwakilan Sekretariat Jakarta Berketahanan, PMI, dan KARINA-Caritas Indonesia.
Kegiatan dibuka oleh Deputi TRLH/CRO Jakarta Berketahanan menjelaskan bahwa kolaborasi merupakan hal yang krusial dalam menyelesaikan permasalahan perkotaan karena Pemerintah tidak dapat menyelesaikan sendiri permasalahan kota sehingga membutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan lainnya.
Terdapat beberapa poin penting yang mengemuka pada simulasi permainan Serious Collaboration Gaming, yaitu:
- Permainan ini berfokus pada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam berkolaborasi.
- Dalam permainan ini, kolaborasi lebih ditekankan pada proses menyelesaikan isu perkotaan.
- Aspek-aspek tersebut merupakan: (i) minat dan kepentingan berbagai pihak yang berkolaborasi, (ii) kemampuan dan sumberdaya (resource) berbagai pihak yang berkolaborasi, (iii) isu perkotaan yang ingin diselesaikan; (iv) pengaruh kolaborasi dalam proyek jangka panjang dan jangka pendek; (v) pentingnya kolaborasi multi-pihak; dan (vi) negosiasi yang dilakukan untuk berkolaborasi antar-pihak.
- Dalam permainan ini, aspek komunikasi dilihat menjadi hal yang utama untuk menyukseskan kolaborasi.
- Dapat dilihat bahwa komunikasi antarpemangku kepentingan lambat laun menjadi lebih baik sehingga dapat terjadi kolaborasi dalam menyelesaikan isu perkotaan yang ada pada permainan.
- Melalui simulasi permainan ini dapat ditemukenali bahwa diperlukan suatu pemicu untuk memulai komunikasi antarpemangku kepentingan. Jika tidak dapat pemicu, perlu inisiatif salah satu pemangku kepentingan dalam memicu komunikasi dan kolaborasi.
Sedangkan, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan pada simulasi permainan Urban Planning Games, yaitu:
- Permainan ini berfokus pada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam berkolaborasi dalam melakukan perencanaan proyek untuk membangun kota.
- Dalam permainan ini, kolaborasi lebih ditekankan pada proses menyukseskan suatu proyek yang direncanakan oleh pemangku kepentingan.
- Aspek-aspek tersebut merupakan: (i) minat dan kepentingan berbagai pihak yang berkolaborasi, (ii) kemampuan dan sumberdaya (resource) berbagai pihak yang berkolaborasi, (iii) isu perkotaan yang ingin diselesaikan; (iv) pengaruh kolaborasi dalam proyek jangka panjang dan jangka pendek; (v) pentingnya kolaborasi multi-pihak; dan (vi) negosiasi yang dilakukan untuk berkolaborasi antar-pihak.
- Sama seperti permainan Serious Collaboration Gaming (dilaksanakan pada Rabu, 22 Mei 2019), dalam permainan ini aspek komunikasi dilihat menjadi hal yang utama untuk menyukseskan kolaborasi.
- Dapat dilihat bahwa komunikasi antarpemangku kepentingan lambat laun menjadi lebih baik sehingga dapat terjadi kolaborasi dalam menyelesaikan isu perkotaan yang ada pada permainan.
- Melalui simulasi permainan ini dapat ditemukenali bahwa diperlukan suatu pemicu untuk memulai komunikasi antarpemangku kepentingan. Jika tidak dapat pemicu, perlu inisiatif salah satu pemangku kepentingan dalam memicu komunikasi dan kolaborasi.
Simulasi permainan ini juga membuka kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk berinteraksi satu sama lain. Simulasi permainan ini diharapkan menjadi pemicu terjadinya kolaborasi antarpemangku kepentingan dalam implementasi di kehidupan nyata.
Memahami aspek penting dalam berkomunikasi untuk berkolaborasi dapat membantu Sekretariat Jakarta Berketahanan dalam melaksanakan kolaborasi, terutama saat impelementasi Strategi Ketahanan Kota di Tahap III Program Jakarta Berketahanan.
Pelatihan seperti ini bisa menjadi salah satu pilihan bagi Sekretariat Jakarta Berketahanan untuk menjalankan peran hub dan meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan terkait pentingnya kolaborasi untuk mewujudkan Jakarta Berketahanan.