BeritaJakarta BerketahananKlipingUncategorized

DKI Sediakan Rp 175 Miliar untuk Revitalisasi Trotoar di Jakpus dan Jaksel

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah trotoar di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mulai ditata ulang agar ramah bagi pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Total anggaran yang digunakan untuk merevitalisasi trotoar sepanjang 25 kilometer itu mencapai Rp 175 miliar. Revitalisasi trotoar pun ke depan akan diikuti dengan penataan pedagang kaki lima.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugraha, di Jakarta, Selasa (18/6/2019), mengatakan, tahun ini, penataan trotoar difokuskan di dua lokasi, yakni Jakarta Pusat (Jakpus) dan Jakarta Selatan (Jaksel). Penataan bertujuan agar trotoar nyaman digunakan pejalan kaki dan penyandang disabilitas.

”Dua kawasan itu masuk dalam kegiatan strategis daerah karena menjadi ikon wilayah sehingga perlu ada penataan kawasan. Otomatis, dengan penataan trotoar itu, trotoar yang semula bergelombang, tidak ramah disabilitas, dan tidak ramah pejalan kaki akan kami rapikan,” tutur Hari.

Di Jakarta Pusat, revitalisasi trotoar terdapat di ruas Jalan Kramat Raya-Jalan Salemba Raya dan Jalan Cikini Raya-Jalan Pegangsaan. Total panjang trotoar yang akan direvitalisasi 10 kilometer.

Sementara itu, di Jakarta Selatan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tengah merevitalisasi trotoar di ruas Jalan Profesor Dr Satrio-Jalan Casablanca dan Jalan Kemang Raya-Jalan Kemang 1. Trotoar akan dibangun sepanjang 15 kilometer.

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Trotoar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, mulai ditata ulang agar ramah digunakan pejalan kaki dan penyandang disabilitas, Selasa (18/6/2019).

Hari menjelaskan, seluruh trotoar itu akan direvitalisasi, dari yang awalnya hanya selebar 1,5-2 meter menjadi 4-5 meter.

Pihaknya pun telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 175 miliar untuk menata trotoar sepanjang 25 kilometer di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan itu. Jumlah dana sebesar itu sudah termasuk pembangunan fasilitas trotoar, seperti kursi, ubin pemandu difabel, petunjuk arah atau way finding, lampu jalan, dan pohon.

”Kami pun tak hanya menata trotoar, tetapi juga utilitas di dalam tanah. Trotoar yang dibangun pun trotoar yang kualitasnya bagus dan komplet. Jadi, pada saat pemeliharaan itu bagus dan tahan lama. Pokoknya, akan menjadi trotoar yang lengkap kayak di Jalan Thamrin dan Sudirman (Jakarta Pusat),” tutur Hari.

Revitalisasi, lanjutnya, juga akan mencakup penataan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berdagang di sekitaran jalur khusus pejalan kaki itu. Penataan PKL akan dikoordinasikan dengan dinas usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta wali kota setempat.

”Kalau memang jalur pedestriannya lebar, otomatis kami akomodasi. Selama ini kan enggak, trotoarnya hanya 1,5 meter, tetapi dipakai untuk jualan. Namun, kriterianya harus jelas. Nanti akan diatur oleh Dinas UMKM, seperti pembuangan limbah, model gerobaknya kayak apa. Jadi, PKL tertata baik, jangan jorok,” kata Hari.

Okupansi trotoar

Berdasarkan pantauan Kompas, trotoar di Jalan Kemang Raya sudah tak ramah lagi bagi pejalan kaki, termasuk penyandang disabilitas. Lebar trotoar hanya berkisar 1-1,5 meter. Kondisi trotoar pun memprihatinkan karena tak terawat dan berlubang.

PKL yang mengokupansi trotoar dan pepohonan besar di tengah trotoar menyulitkan pejalan kaki untuk melintas. Mereka harus turun ke badan jalan agar punya cukup ruang untuk melintas. Keselamatan pejalan kaki pun terancam karena jalan raya ini termasuk ramai.

Selain itu, trotoar menjadi tempat parkir kendaraan. Ini terjadi sebab area parkir di pertokoan ataupun tempat usaha lain tidak cukup luas.

KOMPAS/WISNU WARDHANA

Trotoar di kawasan Jalan Kemang Raya, Jakarta Pusat, diokupansi pedagang kaki lima, Selasa (18/6/2019).

Andri (30), karyawan swasta, mengharapkan pemerintah serius dalam membenahi trotoar. ”Trotoar, kan, hak pejalan kaki. Pemerintah harus jamin keselamatan. Saya dan pejalan kaki lain terpaksa harus berjalan di badan jalan sembari menghindari kendaraan yang melintas karena trotoar tidak terawat dengan baik,” ucap Andri.

Tidak cukup revitalisasi, Andri meminta nantinya trotoar digunakan sesuai peruntukan. ”Anggaran besar harus dibarengi aturan yang jelas. Pedagang, parkiran, dan yang tidak berhak tolong diatur,” ujarnya.

Sementara Yuyu (25), karyawan swasta, mengatakan, revitalisasi harus benar-benar matang sehingga bermanfaat bagi pejalan kaki. Rancangan dan perawatan trotoar harus jelas agar tidak seperti kondisi sekarang.

”Trotoar mau ditata seperti apa, harus jelas. Pelebaran, fasilitas pendukung, harus diperhitungkan dengan baik. Kalau gagal, pengguna trotoar yang rugi, kan,” kata Yuyu.

Saat ini belum ada pengerjaan fisik untuk revitalisasi trotoar di Jalan Kemang Raya. Revitalisasi baru sampai tahap pengukuran. Di jalan tersebut telah tertera angka-angka hasil pengukuran untuk revitalisasi trotoar.

Sementara itu, revitalisasi trotoar sudah mulai dikerjakan sejumlah pekerja proyek di sepanjang Jalan Cikini Raya-Jalan Pegangsaan. Arus lalu lintas terpantau ramai lancar dan tersendat karena pengerjaan proyek tersebut.

Jalan yang awalnya bisa memuat tiga mobil pun saat itu hanya bisa dilalui satu mobil dan satu motor. Apalagi, di sepanjang bahu jalan itu, sejumlah mobil juga terparkir.

Akses pengganti

Dihubungi secara terpisah, Koalisi Pejalan Kaki mendukung revitalisasi trotoar ini. Akan tetapi, mereka mengingatkan pemerintah daerah agar memperhatikan perencanaan, pembangunan, dan perawatan trotoar. Ini berkaca dari pengalaman banyaknya trotoar yang kemudian tidak sesuai peruntukan.

”Semua harus jelas, konsep atau desain trotoar. Kemudian pengawasan dan penegakan aturan agar trotoar sesuai fungsinya. Area mana yang diperbolehkan untuk pedagang, area mana yang tidak. Penegakan aturan cenderung lemah sehingga okupansi oleh banyak orang yang tidak berkepentingan,” ucap Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus.

Selain itu, harus tersedia akses pengganti trotoar sementara. Akses ini penting untuk keselamatan pejalan kaki. Acap kali dalam berbagai proyek, akses sementara ini tidak tersedia. Kalaupun ada, belum menjamin keselamatan pejalan kaki.

”Akses sementara sangat penting. Cukup berukuran 1 meter dilengkapi pembatas dari beton,” ujarnya.

Berita ini termuat dalam sumber : https://kompas.id/baca/utama/2019/06/18/dki-sediakan-rp-175-miliar-untuk-revitalisasi-trotoar-di-jakpus-dan-jaksel/

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com