JAKARTA, KOMPAS — Pembersihan sampah yang dilakukan Pemerintah DKI Jakarta tidak dapat membuat Kali Krukut di Tanah Abang, Jakarta Pusat, bebas sampah. Kesadaran akan kebersihan yang rendah dari warga di bantaran sungai dan sampah kiriman dari hulu menjadi penyebab terus kotornya badan sungai.
Pantauan Kompas, Rabu (19/6/2019), delapan petugas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah membersihkan sampah di aliran sungai yang membelah kawasan Bendungan Hilir dan Karet Tengsin, Jakarta. Mereka menyusuri bagian pinggir dan tengah sungai untuk membersihkan sampah plastik yang bertebaran. Sampah ini ditampung dalam keranjang sebelum diangkut ke tempat pembuangan.
Salah satu petugas, Noufel Jawas (47), mengatakan, sampah-sampah itu terbawa aliran air melalui saluran pembuangan tanpa penyaring dan dari sampah yang dibuang ke sungai oleh warga sekitar.
”Kebanyakan sampah plastik, seperti kantong dan botol. Kayu-kayu juga ada. Kerepotan juga, kadang sudah dibersihkan, begitu ngecek ternyata ada sampah lagi,” ucap Noufel.
Tim yang dipimpin Noufel ini membersihkan sungai setiap hari pada pukul 08.00-12.00 dan pukul 13.00-15.00. Mereka bertugas di aliran sungai yang melintasi Pasar Bendungan Hilir sampai Pintu Air Karet.
Menurut dia, tempat penampungan sampah di sekitar sungai telah tersedia, tetapi warga masih membuang sampah ke sungai. ”Saya pernah tegur pemulung karena buang sampah ke sungai, tetapi diulangi lagi. Perlu kerja sama semua pihak,” katanya.
Selain itu, bangunan telah memenuhi salah satu sisi sempadan sungai. Saluran-saluran pembuangan tanpa saringan dari bangunan-bangunan itu mengalirkan limbah dan sampah ke sungai. Petugas juga harus mengeruk tanah agar tidak terjadi pendangkalan.
Kesadaran rendah
Menurut Sahur, warga sekitar bantaran Sungai Krukut sejak dahulu telah terbiasa buang sampah ke sungai. Kebiasaan ini berlangsung cukup lama sampai disediakannya gerobak penampung sampah berukuran sedang dan besar.
”Saat ini, masih banyak warga yang buang sampah sembarangan ke sungai. Mungkin pelan-pelan kebiasaan tertib akan muncul,” ujarnya.
Setiap dua hari sekali, petugas kebersihan akan mengangkut sampah yang telah dikumpulkan warga ke dalam gerobak ataupun di jalan dekat rumah. Sampah ini dibuang ke dua tempat pembuangan sampah terdekat.
Namun, warga merasa sampah yang dikumpulkan selama dua hari membuat kumuh kawasan permukiman. Ini terjadi lantaran tidak tersedia lahan khusus yang cukup luas untuk menampung sampah sebelum dibuang. Rumah-rumah di sana berimpitan dan hanya menyisakan jalan selebar sekitar 2 meter sebagai akses.
”Sampah bikin kumuh di sini. Jalannya juga jadi makin sempit. Jadi langsung buang ke sungai,” kata Rosa (31), warga sekitar.
Ahmadi (45), warga sekitar, menambahkan, mungkin perlu ada sanksi berupa denda agar warga semakin tertib. Akan tetapi, ia tidak menjamin hal itu akan efektif.
Setiap bulan warga bersama pemangku kepentingan terkait melakukan garebek sampah. Dalam kegiatan ini juga dilakukan pendekatan untuk menjaga kebersihan sungai ataupun lingkungan sekitar.
Camat Tanah Abang Yassin Kurniawan Pasaribu mengatakan, pihaknya terus mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Telah tersedia gerobak sampah, baik berukuran sedang maupun besar, di masing-masing RT dan RW.
”Kami mengimbau. Tidak ada denda bagi warga. Untuk sementara belum ada program pemberdayaan sampah bagi warga. Tapi ada kerja bakti membersihkan sungai dan lingkungan,” ujar Yassin.
Sementara Kasatlak UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rohmat menambahkan, setiap bulannya ada kegiatan garebek sampah di setiap kecamatan. Dalam kegiatan ini, petugas dan warga bersama-sama membersihkan sampah.
”Ada juga pendekatan agar warga semakin sadar dan peduli dengan kebersihan lingkungan,” ujarnya.
Berita ini termuat dalam sumber : https://kompas.id/baca/utama/2019/06/19/rendahnya-kesadaran-warga-sebabkan-kali-krukut-selalu-kotor/