BeritaDesain BesarKliping

LRT Jakarta Masih Terkendala Soal Administratif

JAKARTA, KOMPAS – Operasional lintas raya terpadu (LRT) rute Kelapa Gading-Rawamangun secara komersial terkendala masalah administrasi dan konstruksi. Persoalan ini belum tuntas di stasiun tujuan akhir yaitu Stasiun Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Masalah ini ditargetkan rampung pekan depan.

Dari sisi sarana dan prasarana, setidaknya lima dari enam stasiun LRT sudah siap beroperasi secara komersial. Kelima stasiun itu adalah Velodrome, Equestrian, Pulomas, Boulevard Selatan, dan Boulevard Utara. Hal itu juga ditandai dengan dibukanya uji publik mulai dari 11 Juni hingga hari ini, Kamis (11/7/2019).

Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati mengatakan, masih ada satu stasiun akhir, Stasiun Pegangsaan Dua, yang pengerjaannya belum mencapai 100 persen. Apabila stasiun itu sudah siap digunakan, maka LRT akan segera dibuka secara komersial untuk enam stasiun.

“Konstruksi (Stasiun) Pegangsaan Dua ini yang masih berproses, terakhir sudah mencapai 98 persen. Proses administrasi juga masih terus dilakukan. Harapannya dalam minggu ini atau minggu depan sudah ada titik terangnya dari perusahaan holding kami, PT Jakpro (Jakarta Propertindo),” ujar Melisa saat uji publik bersama wartawan di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta Timur, Kamis (11/7/2019).

ADITYA DIVERANTA UNTUK KOMPAS

Pembangunan Stasiun kereta rel ringan atau ‘light rapid transit’ (LRT) di Velodrom Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (22/10/2018), ditinjau oleh PT Jakpro dan PT Transjakarta untuk dapat tersambung dengan halte bus transjakarta terdekat.

Sembari menyelesaikan konstruksi Stasiun Pegangsaan Dua, PT Jakpro sebagai pengembang masih harus mengurus persoalan administrasi, seperti instalasi listrik dan penyempurnaan sistem. Direktur Proyek LRT PT Jakpro, Iwan Takwin, membenarkan bahwa masalah administrasi itu yang harus segera diselesaikan Jakpro agar LRT dapat segera dibuka secara komersial.

Tak rugi

Meski terus melakukan uji coba, Melisa menyebut, proyek LRT tak akan merugi. Sebab, proses uji coba itu telah menjadi bagian dari kesiapan pengomersialan LRT. “Jadi, ini bagian dari trial run, memang harus dilakukan, bukan mengada-ada atau bukan bagian dari pendanaan lebih. Tetapi, memang sudah porsinya kami sebgai operator menjalankan yang namanya trial run,” tutur Melisa.

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati

Sebagai catatan, selama sebulan penuh uji publik (11 Juni-11 Juli), sekitar 211.000 orang telah ikut mencoba operasional LRT Jakarta fase 1 sepanjang 5,8 kilometer ini.

Secara rata-rata, jumlah penumpang saat akhir pekan lebih besar dibandingkan hari kerja. Saat akhir pekan, jumlah penumpang bisa mencapai 12.000 orang, sementara saat hari kerja jumlah penumpang hanya berkisar 8.000 orang per hari.

Jembatan penghubung

Terkait jembatan penghubung Stasiun Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun, Melisa menyebut, saat ini tinggal penyelesaian konstruksi akhir di halte Transjakarta. Dia berharap, penyelesaian konstruksi halte itu juga selesai pada pekan depan.

“Secara pembangunan kontruksi sih sudah siap, tinggal akses ke halte Transjakartaada pekerjaannya juga. Jadi, tinggal menunggu itu saja karena ini demi aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang juga,” kata Melisa.

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Konstruksi jembatan penyeberangan penghubung (skybridge) Stasiun kereta ringan (LRT) Jakarta Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (11/7/2019).

Sebelumnya, Kompas (Kompas.id, 21/6) pernah menulis, jembatan penghubung itu dibangun sepanjang 270 meter dengan lebar 2,4 meter. Jembatan menghubungkan antara lantai dua Stasiun Velodrome dengan sisi timur Halte Pemuda. Waktu tempuh melintasi jembatan tersebut sekitar 5 menit.

Berita termuat dalam sumber : https://kompas.id/baca/utama/2019/07/11/lrt-jakarta-masih-terkendala-soal-administratif/

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com