BeritaJakarta BerketahananKliping

Peran dan Fungsi Terminal Blok M Menurun

JAKARTA, KOMPAS — Terminal Blok M, Jakarta Selatan, diharapkan menjadi kawasan transit oriented development (TOD) yang memudahkan orang untuk berpindah dari satu moda transportasi massal ke transportasi lain. Saat ini, meskipun sudah ada terminal bus rapid transit (BRT) dan stasiun moda raya terpadu (MRT), kawasan tersebut belum terintegrasi dengan baik.

Hal itu terungkap dalam diskusi Dewan Transportasi Kota Jakarta yang bertema ”Revitalisasi Terminal Blok M”, Senin (29/7/2019), di Jakarta.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Iskandar Abubakar mengatakan, peran dan fungsi Terminal Blok M justru semakin menurun. Padahal, ada dua fasilitas baru di lokasi tersebut, yaitu MRT dan bus Transjakarta Koridor 13. Akses di Blok M ini dinilai belum sepenuhnya dimanfaatkan. Padahal, jika bisa dimanfaatkan pengaruhnya bisa sangat bagus.

integrasi trotoar di Stasiun MRT Blok M yang berada di Blok M Plaza dan Terminal Blok M, misalnya, belum sepenuhnya nyaman bagi pejalan kaki. Begitu pula akses dari Stasiun MRT ASEAN ke halte Transjakarta Koridor 13 di CSW.

Lift yang menurut rencana akan dipasang di area tersebut belum bisa direalisasikan. Akibatnya, penumpang angkutan umum masih kesulitan untuk berpindah dari satu moda ke moda transportasi lain.

KOMPAS/PANDU WIYOGA

Sejumlah metromini menunggu penumpang di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (20/2/2019).

Kepala Bidang Perhubungan Asisten Perekonomian Sekda Provinsi DKI Jakarta Kusbiantoro mengatakan, sesuai Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2017, PT MRT Jakarta ditugaskan untuk mengelola kawasan TOD, termasuk di Terminal Blok M.

”Jika integrasi antarmoda sudah berjalan, akan ada integrasi tarif bundling juga dengan model insentif. Aturan tentang ini saat ini masih disusun,” ujar Kusbiantoro.

PT MRT Jakarta ditugaskan untuk mengelola kawasan TOD, termasuk di Terminal Blok M.

Nantinya pengelola utama TOD di Blok M adalah PT MRT Jakarta. Penataan Blok M sebagai kawasan TOD diharapkan menumbuhkan kawasan bisnis baru dan menggerakkan perekonomian di sana.

Perwakilan dari UP Terminal Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syarif, menuturkan, nantinya pengelolaan Terminal Blok M akan diserahkan kepada PT Transjakarta. Transjakarta akan diberi penugasan untuk mengelola terminal dari segi bisnis dan komersial.

KOMPAS/PRIYOMBODO

Bus metromini memasuki Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (20/12/2015). Hanya sedikit bus sedang yang beroperasi karena banyak yang terjaring razia kelayakan jalan. Kondisi tersebut menyulitkan warga pengguna jasa bus.

”Terminal Blok M itu sudah dikerjasamakan dengan pihak ketiga, PT Langgeng Ayomlestari, selama 30 tahun. Kerja sama yang dimulai dari tahun 1990 itu baru akan berakhir di tahun 2022 akhir. Kalau mau pemeliharaan atau revitalisasi terminal akan terbentur perjanjian kerja sama tersebut,” papar Syarif.

Kepala Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Waro menuturkan, PT Transjakarta saat ini sedang berfokus membangun halte integrasi untuk menghubungkan Koridor 13 dan Stasiun MRT ASEAN. Saat ini, pembangunan lift penghubung antara Halte CSW dan Stasiun MRT ASEAN itu masih dalam tahap persiapan konstruksi.

”Jadi, kita masih dalam tahap persiapan. Belum bisa mengumumkan secara resmi lift ini kapan dioperasikan. Tugas kami menyiapkan, kami akan melaporkan kepada pemprov, nanti pemprov yang memutuskan,” kata Izzul.

KOMPAS/DIAN DEWI PURNAMASARI

Suasana pertokoan di terowongan Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2019).

Sementara itu, perencana tata kota dari Cities Lab, Adriadi Dimastanto, menambahkan, revitalisasi Terminal Blok M jangan hanya dilihat sebagai simbol transportasi publik. Pemprov DKI harus melihat tata kota dan pergerakan orang di sekitarnya. Kawasan itu bisa ditata lebih tertib sehingga mendorong bisa bertransformasi menjadi ruang kota yang lebih nyaman.

”Kami sudah melakukan pemetaan radius 200-400 meter dari stasiun MRT. Dengan posisi Terminal Blok M yang bertetangga dengan MRT, potensi sangat besar. Apalagi, rencana detail tata ruang (RDTR) dan zonasi sudah mengatur cukup detail. Pemprov harus bisa menciptakan ekosistem dan environmentyang bagus,” kata Dimas.

Berita ini termuat dalam Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/07/30/peran-dan-fungsi-terminal-blok-m-menurun/

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com