Toronto, 8 Oktober 2019. Kota Cerdas atau Smart City merupakan salah satu topik yang hangat dibicarakan oleh perencana kota di dunia. Praktik pengembangan kota cerdas pada dasarnya dimaknai sebagai pembangunan kota yang mengintegrasikan perkembangan teknologi informasi (termasuk Internet of Things/IoT) dalam setiap proses pembangunan, sehingga dapat tercipta pelayanan yang lebih efektif dan efisien.
Dalam rangka mendorong perkembangan dan penerapan konsep Kota Cerdas, Pemerintah Kota Toronto bekerjasama dengan IoT Events telah menyelenggarakan seminar bertajuk “The 4th Annual Intelligent Cities Summit “ dengan tema “Global Summit of Municipal Leaders & Tech Experts”. Seminar tersebut menjadi wadah untuk berbagi informasi dan berjejaring antara berbagai pemangku kepentingan, terutama bagi yang bergerak dibidang pemerintahan dan teknologi informasi. Seminar diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 7-8 Oktober 2019 di Kota Toronto, Kanada.
Kegiatan The 4th Annual Intelligent Cities Summit dihadiri oleh lebih dari 40 pembicara dari seluruh dunia, dan salah satu sesi dalam seminar tersebut membahas mengenai ketahanan kota dengan perkembangan teknologi informasi. Terdapat 4 kota yang diundang sebagai pembicara dalam sesi tersebut, yaitu (i) DKI Jakarta; (ii) Pittsburgh; (iii) Milan ; dan (iv) Bangkok. Dalam kesempatan tersebut, DKI Jakarta diwakilkan oleh Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) yang sekaligus menjabat sebagai Chief Resilience Officer (CRO) Program Jakarta Berketahanan. Deputi TRLH menyampaikan presentasi yang berjudul “Towards a Resilient Jakarta through Collaboration and Intelligent Solutions”. (tautan: https://tarulh.com/2019/10/15/towards-a-resilient-jakarta-through-collaboration-and-intelligent-solution/)
Dalam presentasi tersebut, Deputi TRLH menyampaikan bahwa konsep pengembangan Kota Cerdas pada dasarnya berlandaskan pada pengembangan manusia bukan pada kecanggihan teknologi. Kota Cerdas tidak dapat terwujud tanpa penduduk yang cerdas. Oleh sebab itu, peningkatan kapasitas, partisipasi dan kolaborasi penduduk menjadi fokus utama dalam pengembangan Kota Cerdas. Peran teknologi informasi dalam pengembangan Kota Cerdas adalah sebagai katalis yang memudahkan pengambil keputusan dan penduduk dalam mengakses data dan informasi.
Dalam hal penggunaan teknologi cerdas, saat ini DKI Jakarta telah memiliki beberapa sistem yang mendukung upaya peningkatan kapasitas, partisipasi, dan kolaborasi masyarakat. Peningkatan kapasitas diwujudkan dalam bentuk penyediaan Big data yang dilakukan melalui berbagai platform sistem informasi miliki pemerintah provinsi DKI Jakarta (contoh: Jakarta Open Data). Terkait dengan peningkatan partisipasi, DKI Jakarta memanfaatkan konsep crowd-sourcing dalam bentuk platform Citizen Relation Management (CRM) dan E-Musrenbang. Sedangkan untuk meningkatkan kolaborasi, DKI Jakarta mengaplikasikan IoT pada berbagai sektor pelayanan perkotaan. Contoh penggunaan alat pemantauan kualitas udara, tinggi muka air sungai, lokasi bus TransJakarta, dan lainnya.
Penggunaan berbagai teknologi informasi di DKI Jakarta diakui masih jauh dari sempurna, namun hal ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan kota yang lebih cerdas dan berkelanjutan.