BeritaJakarta BerketahananKegiatan

Sinergi Program Sanitasi Masjid dan Ikhtiar Jakarta/Ambitious City Promises (ACP)

Mendukung perwujudan Jakarta sebagai kota yang SEHAT dan Berketahanan

Jakarta, 15 Oktober 2019.

Pada Hari Selasa, 15 Oktober 2019 Sekretariat Jakarta Berketahanan memenuhi undangan Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (Deputi TRLH) yang turut dihadiri oleh Dinas LH Provinsi DKI Jakarta; Dinas Perindustrian dan Energi (DPE) Provinsi DKI Jakarta, DSDA Provinsi DKI Jakarta, Biro Dikmental Setda Provinsi DKI Jakarta, PD PAL Jaya, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Baaitul Maal, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Majelis Ulama Indonesia (MUI), USAID IUWASH Plus, serta ICLEI.

Rapat ini bertujuan untuk membahas sinergi berbagai program terkait penghijauan dan sanitasi, terutama di lingkungan masjid dengan berbagai upaya Jakarta, termasuk Ikhtiar Jakarta/Ambitious City Promises (ACP) yang diinisasi oleh ICLEI. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang diinisiasi oleh PD PAL Jaya, BAZNAS, DMI, dan USAID IUWASH Plus terkait upaya peningkatan kondisi sanitasi lingkungan yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkleanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) DKI Jakarta dengan menjadikan Masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence).

Dengan berbagai sarana yang dimiliki masjid, seperti: Taman Pengajian Anak (TPA), Khutbah, dan Sarana Wudhu; Masjid dipandang sebagai salah satu perangkat yang dapat membantu penyebarluasan informasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terkait isu sanitasi di DKI Jakarta. Dalam praktiknya, perwujudan masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence) akan diawali dengan pelaksanaan 2 (dua) program, yaitu: (i) Penyedotan lumpur tinja dan (ii) Pengolahan limbah (grey dan black water) di lingkungan masjid. Kegiatan ini telah diujicobakan di beberapa masjid, yaitu: (i) Masjid Cut Nyak Dien; Masjid Al-Ikhlas, Jatipadang; dan Masjid Namira, Tebet Dalam.

Kondisi sanitasi di DKI Jakarta sendiri juga sudah dalam kondisi krisis. Hal ini bisa dilihat melalui beberapa hal, yaitu:

  • DKI Jakarta sedang mengalami krisis sanitasi, hanya 14% penduduk DKI Jakarta yang menyatakan peduli terkait sanitasi di DKI Jakarta.
  • Saat ini, terdapat 109ribu Kepala Keluarga (KK) yang masih melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
  • Kerugian DKI Jakarta akibat rendahnya tingkat sanitasi mencapai Rp. 63 Miliar (akibat penyakit, pencemaran lingkungan, dsb).

Selain itu, terdapat beberapa poin penting dan masukan terkait perwujudan masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence) terkait sanitasi di DKI Jakarta, yaitu:

  • Diperlukan sebuah rencana aksi untuk perwujudan Masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence) sanitasi di DKI Jakarta. Penyusunan rencana aksi ini dapat diawali dengan pemetaan dan pendataan kondisi sanitasi masjid, identifikasi aksi yang bisa dilaksanakan, serta penyelarasan dengan berbagai inisiatif di DKI Jakarta.
  • Perwujudan masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence) sanitasi di DKI Jakarta juga sejalan dengan upaya Desain Besar Penyediaan Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik yang telah disusun oleh Kedeputian TRLH dan USAID IUWASH Plus; program ACP yang diinisiasi oleh ICLEI; serta Program Eco-Masjid yang diinisiasi oleh MUI.

Aspek sanitasi sendiri telah menjadi salah satu fokus di dalam Strategi Ketahanan Kota Jakarta, terutama pada pilar Jakarta SEHAT. Implementasi dan perwujudan masjid sebagai pusat pembelajaran (center of excellence) sanitasi dipandang dapat membantu peningkatan kesadaran dan kapasitas pemangku kepentingan. Inisiasi kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta, PD PAL Jaya, MUI, DMI, BAZNAS, dan ICLEI juga dapat membantu perwujudan Jakarta sebagai kota yang SEHAT dan Berketahanan.

Paparan PD PAL Jaya, DMI, dan BAZNAS pada rapat ini: 20191015_Bahan Paparan Peduli Lingkungan Sanitasi Masjid

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com