Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengaudit gedung-gedung tinggi di Ibu Kota. Tujuannya untuk mengetahui kesiapan bangunan menghadapi potensi terjadinya gempa di Jakarta.
“Hampir semua gedung kami langsung jemput bola (melakukan audit). Kemarin gedung Artha Graha, hari ini (audit gedung) BNI 46, itu semua kami lakukan penelitiannya,” ujar Sandiaga di Gedung BMKG, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018).
Ia mengatakan, audit bangunan juga akan dilakukan terhadap gedung-gedung tua di Jakarta. Pemprov DKI akan melakukan audit secara bertahap. “Kami akan cek juga semua gedung-gedung tua. Kami pastikan mereka layak dan bisa menahan dampak gempa,” katanya. Selain konstruksi bangunan, Pemprov DKI juga akan memastikan kesiapan sumber daya manusia (SDM) menghadapi ancaman gempa.
Dalam diskusi ” Gempa Bumi Megathrust Magnitudo 8,7, Siapkan Jakarta?”, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, audit bangunan-bangunan tinggi di Jakarta merupakan salah satu langkah mitigasi yang harus dilakukan.
“Mitigasi mulai dari audit gedung di DKI. Banyak gedung tinggi, apakah konstruksinya sudah benar-benar seperti bangunan di daerah rentan gempa,” kata Dwikorita. Ketahanan konstruksi bangunan, lanjutnya, bukan soal bangunan tersebut tidak akan runtuh saat terjadi gempa, melainkan konstruksi bangunan akan bertahan lebih lama setelah guncangan gempa tersebut.
Kalau runtuh itu jangan langsung brek dalam 1 detik langsung runtuh. Yang kami jaga itu memerlukan tenggang waktu cukup lama sehingga memberi kesempatan orang di dalam gedung menyelamatkan diri,” ucapnya. Selain itu, konstruksi bangunan yang digunakan juga harus ringan sehingga efeknya tidak terlalu parah saat menimpa orang.