Jakarta, 17Juli 2018
BPBD DKI Jakarta mengadakan forum Diskusi Penyusunann Strategi Jakarta sebagai Kota Tangguh Bencana di Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk berdiskusi terkait penyusunan strategi Jakarta sebagai Kota Tangguh Bencana. Kegiatan tersebut berisikan pemaparan dari Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB dan Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku CRO Jakarta Berketahanan. Pihak-pihak yang hadir dalam forum tersebut antara lain Bidang II BPBD; Bidang Kehutanan; Biro Kesos; Dinas Perhubungan; JSC Diskominfo; UCLG ASPAC; Dinas Pemuda dan Olahraga; KO Perekonomian; BNPB; Dinas Sosial; DCKTRP; UPT. PDIK; Dinas Kesehatan; Bappeda; UPT. PDIK; dan Tim Sekretariat Jakarta Berketahanan.
Pemaparan dari Direktur Pengurangan Resiko Bencana diawali dengan perkenalan Kota Tangguh Bencana dan Perubahan Iklim serta komitmen global dalam penanggulangan resiko bencana. Salah satu komitmen global tersebut yaitu Kerangka Aksi Sendai untuk Penanggulangan Resiko Bencana. Beliau mengungkapkan bahwa Pengurangan Resiko Bencana bukan hal baru, dan inovasi sekarang adalah pergeseran paradigma dari pengelolaan bencana ke pengelolaan resiko bencana, jadi yang dibahas bukan hanya kerugiannya namun resiko yang dihadapi. Kota Tangguh juga memiliki keterkaitan dengan SDGs terutama pada tujuan ke-11 dan ke-13. Diharapkan adanya keterkaitan dengan SDGs dapat mendorong komitmen pemimpin daerah untuk mewujudkan upaya pengurangan resiko bencana. BNPB memiliki indeks ketahanan daerah yaitu 71 indikator kota tangguh untuk menilai tingkat ketangguhan, dan telah diterapkan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia. Selain itu digalakkan kampanye global kota tangguh, juga untuk meningkatkan komitmen lokal untuk mewujudkan kota tangguh. Kampanye global kota tangguh ini pernah dilakukan oleh Jawa Tengah untuk pencanangan Kota Tangguh. Pada akhir paparan, dijelaskan bahwa tujuan kedepan adalah mencapai kota dan masyarakat tangguh yang pada prosesnya melibatkan beberapa stakeholder, dan yang terpenting strategi dapat dimasukkan kedalam musrenbang/RPJMD agar dapat diimplementasikan.
Sementara pemaparan dari Deputi Gubernur bidang TRLH/CRO Jakarta Berketahanan lebih menekankan kepada keterkaitan antara kota tangguh dalam perwujudan Jakarta berketahanan. Keterkaitan tersebut terletak pada penanggulangan resiko bencana atau shocks dalam mewujudkan kota berketahanan. Keterkaitan antara kota tangguh dan kota berketahanan juga terletak pada Kerangka Kota Ketahanan (CRF) dan prioritas Kota Tangguh Bencana BNPB yang saling berhubungan. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa dalam realisasi dari perwujudan kota berketahanan, diharapkan Jakarta sebagai Center of Excellence yang mendukung inklusifitas.
Melalui forum ini diharapkan perwujudan kota tangguh dan kota berketahanan dapat berkolaborasi dalam perumusan Indikator Ketahanan Jakarta.