Jakarta, 22 Juli 2019.
Kegiatan ini dipimpin oleh Asisten Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) serta dihadiri oleh Yayasan Karina dan Tim Jakarta Berketahanan. adanya diskusi ini adalah sebagai koordinasi awal persiapan penyusunan desain besar penghidupan RUSUNAWA yang diinisiasi oleh Yayasan Karina kepada Kedeputian TRLH dan Tim Jakarta Berketahanan yang nantinya akan membantu dalam penyusunan desain besar tersebut.
Rapat ini dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut diskusi antara Yayasan Karina dengan DInas PRKP dan 13 Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) pada 17 Juli 2019 terkait rencana penyusunan Desain Besar Penghidupan Rusunawa.
Dinas PRKP telah memandang penting untuk memiliki Desain Besar penyelesaian isu strategi di DKI Jakarta terutama terkait penghidupan penduduk Rusunawa. Oleh karena itu, Dinas PRKP bermaksud untuk berkolaborasi dengan Yayasan Karina dalam penyusunan desain besar tersebut.
Hal ini dikarenakan bahwa masih terdapat beberapa isu yang harus diselesaikan terkaitan penghidupan penduduk rusunawa selama ini, yang di antaranya berupa:
- Pembangunan manusia mengenai jumlah sarana pelayanan sosial.
- Kerjasama antara penghuni kurang baik terkait ekonomi dan infrastruktur.
- Penanganan produksi sampah kurang dari 100% pengelolaan sampah yang buruk.
- Kualitas air sungai berkurang karena air limbah domestik belum ada pengolahan air limbal
- Sistem yang dimiliki tidak optimal saat oprasional.
Selain itu, berbagai isu tersebut, harus bisa diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek pengelolaan rumah susun, yaitu:
- Aspek Kelembagaan dengan adanya unit pengelola teknis dengan membuat peraturan penghunian, ketetapan sanksi dan perangkat hukum yang jelas.
- Aspek Legalitas menetapkan hak penyewaan kepada masyarakat berepenghasilan rendah.
- Aspek Pembiayaan dengan pembayaran sewa yang diperuntukan bagi oprasional harian rumah susun, pemeliharaan lingkungan dan penjagaan keamanan. Mau dan tidak menunggak pembayaran.
- Aspek Sosial dengan melakukan interaksi sosial yang menjungjung nilai keagaamaan dan norma yang berlaku. Penataan unit hunia yang blok lingkungan yang inklusif.
- Aspek Ekonomi dengan penghuni bisa memanfaatkan lokasi rusun yang strategis dan peluang usaha yang besar dalam meningkatkan perekonomiannya.
- Aspek Pengelolaan dengan lebih tegas dalam menjalankan aturan-aturan yang berlaku.
- Aspek Fisik Bangunan dengan memanfaatkan dan menjaga ruang bersama dan selalu memperhatikan lingkungan alam.
- Aspek Pemberdayaan Masyarakat dengan melakukan interaksi aktif dua pelaku pihak pemberdaya(pemerintah) dan pihak yang diberdayakan.
- Aspek Kebencanaan dengan memperhatikan kawasan rawan bencana dengan memasukan kedalam perencanaan dan pembangunan mengenai aspek kebencanaan.
- Aspek Multi-Aktor dengan melakukan pengelolaan rumah susun lintas sektor dengan berbagai peran dari pemangku kepentingan.
Mempertimbangkan hal tersebut, terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilaksanakan untuk membantu penyelesaian isu tersebut yaitu: Community Managed Alternatif and Livelihood yang merupakan pendekatan yang didesain sedemikian rupa diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, menjaga harmoni sosial, menjalankan tata kelola yang baik dan memperhatikan aspek lingkungan alam disetiap rencana pembangunan.Desain besar penghidupan Rusunawa akan disusun dengan memepertiimbangkan berbagai aspek dan pendekatan yang telah disebutkan di atas.
Dalam pertemuan ini, Yayasan Karina juga menjelaskan bahwa pihaknya membutuhkan dukungan dari pihak Kedeputian Tata Ruang dan Lingkungan Hidupdan Sekretariat Jakarta Berketahan dalam proses penyusunan desain besar tersebut.
Asisten Deputi memberikan tanggapan bahwa harus segera dilaporkan kepada Deputi TRLH untuk tindak lanjut dan menginformasikan juga kepada Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman yang juga akan terlibat secara intensif terkait proyek ini.
Penyusunan desain besar akan mulai dilaksanakan pada Agustus 2019 oleh Yayasan Karina dan dukungan Kedeputian Tata Ruang dan lingkungan Hidup serta Tim Sekretariat Jakarta berketahanan.