BeritaJakarta BerketahananKliping

Dukung Kelistrikan MRT Jakarta, PLTD Senayan Direncanakan Beroperasi Oktober

JAKARTA, KOMPAS — Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Senayan di Jakarta Pusat yang disiapkan sebagai cadangan listrik lapis kedua untuk moda raya terpadu dan kelistrikan Jakarta direncanakan beroperasi pada Oktober mendatang. Sistem pendukung lapis kedua ini disiapkan saat listrik utama dan cadangan lapis pertama padam total seperti yang terjadi pekan lalu.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT Perusahaan Listrik Negara Haryanto WS mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan dibangun untuk meningkatkan keandalan kelistrikan DKI Jakarta, terutama untuk cadangan lapis kedua moda raya terpadu (MRT). PLTD berkapasitas 101 megawatt (MW) itu tengah dalam tahap akhir pembangunan dan direncanakan siap beroperasi pada akhir Oktober 2019.

Dari kapasitas total PLTD Senayan, kontrak dengan pihak MRT sebesar 60 MW.

”PLTD ini sifatnya responsif dan bisa memulai dengan cepat sehingga, apabila terjadi pemadaman total seperti pekan lalu, pemulihannya cepat. Normalisasi dalam orde menit bukan orde jam,” katanya di Kompleks PLTD Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019).

Saat ini, aliran utama listrik MRT dari pembangkit di Muara Karang dan cadangan pertama dari pembangkit Tanjung Priok. Sebagai cadangan lapis kedua, PLTD Senayan mempunyai kemampuan operasional 8-10 jam dalam sehari. Selain sebagai cadangan lapis kedua MRT, PLTD ini juga berfungsi sebagai tenaga pemulih sistem kelistrikan (black start power) sistem kelistrikan DKI Jakarta untuk unit pembangkit Muara Karang dan Tanjung Priok saat sistem Jawa-Bali padam total.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

PLTD Senayan yang disiapkan sebagai pendukung sistem kelistrikan Jakarta dan MRT saat terjadi pemadaman total sistem Jawa-Bali tengah dalam tahap akhir penyelesaian seperti terlihat Kamis (8/8/2019. PLTD berkapasitas 101 Megawatt ini direncanakan siap beroperasi Oktober 2019.

Menurut Haryanto, terkait pemadaman total pekan lalu, saat ini kondisi sudah normal, yaitu beban puncak 27.000 pada malam hari dan 25.000 pada siang hari untuk jaringan Jawa-Bali.

GM Unit Proyek PT Indonesia Power I Gusti Ngurah Agung mengatakan, saat ini penyelesaian proyek PLTD Senayan telah mencapai 94 persen. Dengan luas 27 meter persegi, PLTD itu terbagi atas 2 blok dengan enam unit pembangkit. Bahan bakar pembangkit itu seluruhnya menggunakan diesel nabati B20 yang emisinya lebih rendah dari solar biasa. Ia juga menjamin kebisingan tak mengganggu lingkungan sekitar dengan level suara tak lebih dari 60 desibel.

Pembangkit listrik di Senayan itu dibangun di era Presiden Soekarno tahun 1960. Pembangkit itu awalnya digunakan untuk mendukung Asean Games ke-4 di Jakarta pada 1962. Setelah puluhan tahun beroperasi, dari kapasitas awal 16 MW, pembangkit berteknologi asal Rusia itu hanya mampu menghasilkan 6 MW.

Menurut Ngurah Agung, di saat darurat, listrik dari PLTD yang baru dibangun ini akan memasok listrik ke MRT melalui jaringan Karet dan masuk CSW. Dengan demikian, sistem cadangan ini tak membutuhkan banyak infrastruktur jaringan baru dan bisa langsung memasok listrik MRT saat beroperasi.

”Tentunya kami berharap PLTD ini tak perlu beroperasi karena artinya tidak ada kondisi darurat untuk MRT. Namun, ini tetap disiapkan,” ujarnya.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

GM Unit Proyet PT Indonesia Power Plant I Gusti Ngurah Agung, Kamis (8/8/2019), memperlihatkan kesiapan PLTD Senayan sebagai pendukung sistem kelistrikan Jakarta dan MRT saat terjadi pemadaman total seperti pekan lalu. PLTD berkapasitas 101 Megawatt ini direncanakan siap beroperasi Oktober 2019.

Pada kesempatan terpisah, setelah pertemuan dengan PT PLN Distribusi Jakarta Raya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dengan adanya dua sumber listrik untuk MRT, sebenarnya dipastikan tidak terjadi mati listrik seperti pekan lalu karena dua sumber yang berbeda. Namun, karena saat itu listrik seluruh sisi barat Pulau Jawa padam, dua sumber listrik itu pun terganggu.

Menurut Anies, saat pemadaman total pekan lalu pun, MRT sudah punya sistem pendukung untuk keamanan sehingga lampu kereta berfungsi, semua pintu berfungsi, dan semua kegiatan untuk keamanan itu tidak terganggu. ”Tapi memang bukan backup untuk tetap menjalankan seluruh operasi. Karena seluruh operasi itu diperlukan tenaga sekitar 100 MW, bukan sesuatu yang kecil. Backup-nya ada untuk safety itu,” ujarnya.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

PLTD Senayan yang disiapkan sebagai pendukung sistem kelistrikan Jakarta dan MRT saat terjadi pemadaman total sistem Jawa-Bali tengah dalam tahap akhir penyelesaian seperti terlihat Kamis (8/8/2019. PLTD berkapasitas 101 Megawatt ini direncanakan siap beroperasi Oktober 2019.

Ke depan, kata Anies, pihaknya akan membicarakan bersama-sama dengan PLN untuk memiliki pembangkit sendiri khusus untuk MRT, terutama ketika jaringan MRT semakin luas.

”Ini baru fase satu. Jadi, nanti pengembangan lebih luas, kita akan siapkan pembangkit sendiri. Lokasinya pun sudah ada, tinggal nanti siapkan konstruksinya ke depan,” katanya.

”Ini baru fase satu. Jadi, nanti pengembangan lebih luas, kita akan siapkan pembangkit sendiri. Lokasinya pun sudah ada, tinggal nanti siapkan konstruksinya ke depan,” katanya.

KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM

PLTD Senayan yang disiapkan sebagai pendukung sistem kelistrikan Jakarta dan MRT saat terjadi pemadaman total sistem Jawa-Bali tengah dalam tahap akhir penyelesaian seperti terlihat Kamis (8/8/2019. PLTD berkapasitas 101 Megawatt ini direncanakan siap beroperasi Oktober 2019.

Berita ini termuat dalam Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/08/08/dukung-kelistrikan-mrt-jakarta-pltd-senayan-direncanakan-beroperasi-oktober/

Show More

Related Articles

WP Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com