JAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memperkuat aspek keselamatan dan kesehatan kerja pengemudi truk sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Upaya ini dilakukan melalui pelaksanaan screening kesehatan rutin serta pembenahan pola operasional pengangkutan sampah, sebagai langkah pencegahan risiko kesehatan sekaligus memastikan layanan persampahan berjalan aman dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa screening kesehatan merupakan bagian dari penguatan perlindungan bagi para pengemudi truk sampah yang bekerja dalam kondisi lapangan dengan beban kerja tinggi.
“Selain pemeriksaan kesehatan, kami juga menyiapkan mekanisme rujukan penanganan lanjutan melalui puskesmas dan rumah sakit. Termasuk rujukan kegawatdaruratan ke rumah sakit di wilayah Bekasi apabila terjadi kondisi darurat di TPST Bantargebang,” ujar Asep.
Di samping itu, DLH melakukan pengaturan ulang shift dan jadwal pembuangan sampah menuju TPST Bantargebang. Penyesuaian ini bertujuan mencegah penumpukan kedatangan truk pada jam-jam tertentu yang berpotensi menimbulkan antrean panjang dan meningkatkan risiko kelelahan pengemudi.
DLH juga merespons prakiraan cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Imbauan kewaspadaan disampaikan kepada para pengemudi, mengingat hujan lebat dapat menghambat proses pembuangan sampah.
“Mekanisme pengangkutan kami atur agar lebih merata. Dengan distribusi waktu yang lebih baik, antrean dapat ditekan dan kondisi kerja pengemudi menjadi lebih aman,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendi, menyampaikan bahwa screening kesehatan dilakukan untuk menjaga stamina pengemudi serta mendeteksi penyakit sejak dini, terutama kondisi komorbid, agar tidak terjadi kelelahan berlebihan saat bekerja.
“Pemeriksaan meliputi pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, pengecekan gula darah, pemeriksaan gigi sederhana, mata dan telinga, serta skrining Tuberkulosis melalui pengambilan sampel dahak,” terang Herwin.
Selain pemeriksaan, para pengemudi juga diberikan vitamin, obat sesuai keluhan, serta makanan ringan dan minuman. Apabila hasil skrining menunjukkan perlunya penanganan lanjutan, Dinkes siap melakukan rujukan ke rumah sakit.
“Sejauh ini belum ditemukan pengemudi dengan kondisi sakit berat. Namun upaya pencegahan dan pemantauan rutin akan terus dilakukan,” tambahnya.
Ketua Paguyuban Pengemudi Jakarta Selatan, Imron Hikmayana, mengapresiasi langkah responsif DLH DKI Jakarta yang dinilai memberikan perhatian nyata terhadap keselamatan dan kesejahteraan pengemudi.
“Kami berterima kasih atas kepedulian dan keberpihakan Bapak Asep Kuswanto kepada para pengemudi. Kami berharap komitmen ini terus diwujudkan dalam kebijakan yang menciptakan TPST Bantargebang yang lebih manusiawi, tertib, dan berkeadilan,” pungkasnya.