Beranda

Menu

Pilih menu navigasi

Berita
Preview Preview Preview

Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF Plant dan PSEL

Jumat, 24 Oktober 2025 | 86 views

JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah modern seperti RDF Plant Bantargebang, RDF Plant Rorotan, TPS 3R serta rencana pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) sebagai langkah strategis dalam mengolah sampah dan mengurangi paparan polusi mikroplastik ke lingkungan.
 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, penguatan infrastruktur pengelolaan sampah ini juga menjadi salah satu prioritas Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
 

“Pemprov DKI Jakarta sudah memiliki fasilitas RDF di Bantargebang dan sedang mempersiapkan peresmian RDF di Rorotan. Beberapa tahun terakhir kami juga membangun TPS-TPS 3R. Selain itu, kami juga tengah menyiapkan pembangunan PSEL sesuai arahan Bapak Presiden dan Bapak Gubernur agar pengelolaan sampah bisa menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
 

Asep menambahkan, pengelolaan sampah yang baik harus dimulai dari sumbernya. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta mendorong warga agar terbiasa memilah sampah organik dan anorganik dari rumah.
 

Sampah organik, sambung Asep dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dapat dikelola di bank sampah atau Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). 
 

“Program satu RW satu bank sampah yang sedang berlangsung menjadi bukti nyata komitmen Pemprov DKI dalam membangun budaya pengelolaan sampah di masyarakat. Edukasi dari rumah adalah kunci untuk mengurangi potensi pencemaran mikroplastik di lingkungan,” jelasnya.

 

Pantau Kualitas Udara

 

Selain pengelolaan sampah, Pemprov DKI Jakarta juga memperkuat sistem pemantauan kualitas udara agar masyarakat dapat mengetahui kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan JAKI. Mikroplastik dalam udara juga dapat terpantau melalui parameter polutan PM 2.5.

 

Melalui platform ini, tambah Asep, warga bisa memantau indeks kualitas udara harian serta mengambil langkah antisipatif terhadap kondisi udara yang memburuk, seperti menggunakan masker hingga membatasi aktivitas di luar ruangan bagi kelompok sensitif.

 

“Kami juga tengah menyiapkan Early Warning System yang dikembangkan dari platform udara.jakarta.go.id agar masyarakat dapat mengetahui prakiraan kondisi polusi udara hingga tiga hari ke depan,” tuturnya.

 

Melalui berbagai inisiatif tersebut, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen menjaga kualitas lingkungan dengan pendekatan terpadu, mulai dari pengurangan sampah di sumber, peningkatan kapasitas pengelolaan berbasis teknologi, hingga memitigasi dampak pencemaran udara dan mikroplastik.

 

“Harapan kami, Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, di mana kolaborasi masyarakat dan pemerintah berperan aktif dalam menjaga lingkungan yang dimulai dari hal sederhana dari rumah masing-masing,” pungkas Asep.