Sistem Saringan Sampah Badan Air di Perbatasan Jakarta
Senin pagi, mengunjungi pekerjaan pembangunan sistem pengambilan dan treatment sampah badan air melalui rekayasa sungai pada Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Jakarta Selatan, atau juga disebut sistem saringan sampah badan air di perbatasan Jakarta.
Ini adalah proyek pertama kali di Jakarta dan bahkan pertama kali di Indonesia ada penyaringan seperti ini. Konsep perencanaan saringan sampah ini hasil pembahasan bersama ITB (Institut Teknologi Bandung) dan disepakati dengan BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane).
Ide untuk “mencegat sampah” di perbatasan ini sebenarnya sudah terpikir ketika awal kami bertugas di Jakarta. Melihat banyaknya volume sampah yang menyumbat di pintu air Manggarai, kebanyakan berasal dari hulu, sebelum masuk ke Jakarta. Setiap harinya 52 ton sampah diangkut dari Sungai Ciliwung, bahkan sempat mencapai 360 ton ketika hujan ekstrem pada 2020.
Pertanyaan saya waktu pertama kali melihat tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai: “Kenapa dibiarkan sampah masuk dalam kota?
Bagaimana caranya agar sampah sungai tidak masuk ke dalam kota?”
Kemudian kita bahas, didiskusikan, dan diputuskan untuk dilakukan pembangunan saringan sampah di tempat sebelum masuk pemukiman yang padat, kawasan yang lebih padat. Anggarannya sudah disiapkan untuk tahun 2020 senilai 195 miliar rupiah sepenuhnya dari APBD DKI. Namun sempat tertunda karena pandemi, akhirnya bisa terlaksana tahun ini dan direncanakan bisa tuntas sebelum akhir tahun 2022, mengantisipasi datangnya musim penghujan.
Harapannya saringan ini akan bisa mengendalikan sampah untuk tidak masuk ke dalam kota. Sehingga air yang masuk ke Jakarta melalui sungai Ciliwung tidak lagi air pembawa sampah, tapi air yang sudah relatif bersih.
Terima kasih kepada semua yang sudah bekerja untuk menyiapkan ini. Sebuah rencana yang kita ikhitarkan sejak 2018-2019 akhirnya sekarang bisa terlaksana. Dan mudah-mudahan bisa jadi kebaikan untuk warga Jakarta.