JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menunjukkan komitmennya dalam menjaga kualitas udara Ibukota dengan menyelenggarakan Forum Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) Lingkungan Hidup Klaster Udara di Hotel Ashley, Wahid Hasyim, Jakarta, pada Selasa, (26/02). Forum ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Acara ini juga menjadi momentum pengenalan program Breathe Jakarta City Strategy dan mempublikasikan kembali Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) yang di dalamnya terdapat 70 rencana aksi hingga tahun 2030. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyoroti tantangan nyata yang dihadapi Jakarta ke depan dalam menjaga kualitas udara. Pihaknya sudah memitigasi berbagai langkah untuk menghadapi penurunan kualitas di Jakarta. “Kita sudah cukup memiliki dasar yang diperlukan untuk memitigasi penurunan kualitas udara, tapi harus dipadukan dan perlu berkesinambungan dalam menerapkan langkah-langkah strategis,” ungkap Asep. Adapun langkah strategis tersebut antara lain pengembangan sistem invertarisasi emisi, membentuk tim pengendalian pencemaran udara lintas sektoral, meningkatkan pemantauan dan evaluasi kualitas, membuat peraturan dan kebijakan pengendalian polusi udara, penilaian dampak polusi udara, dan pengawasan dan penegakan hukum polusi udara. Selain itu, Ia juga menyebut ketiga pilar yang akan diusung melalui inisiatif Breathe Cities ini, tiga pilar tersebut adalah aksesibilitas dan pemanfaatan data, pelibatan publik, serta aksi terukur. Ini diharapkan dapat memperkuat Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) di Jakarta. “Ke depan Provinsi DKI Jakarta akan terus menggandeng dan bekerja bersama seluruh pemangku kepentingan baik dalam sinergi implementasi maupun pengambilan kebijakan menuju Jakarta langit biru dan Jakarta sehat,” tutur Asep. Dalam Forum KSBB Lingkungan HIdup Klaster Udara ini, Asep menambahkan selama 2021 hingga 2023 terdapat 53 pihak yang bersinergi, dan berhasil menghimpun dana lebih dari 11 miliar rupiah. “Semua pihak sudah siap untuk bersinergi memperbaiki kualitas udara di Jakara,” imbuhnya. Sementara itu, Senior Country Coordinator Vital Strategies, Chintya Imelda Maidir, yang juga merupakan koordinator mitra dalam KSBB Lingkungan Hidup Klaster Udara & Air menegaskan pentingnya untuk menggerakkan partisipasi langsung masyarakat. Tak hanya melalui edukasi tentang bahaya polusi udara, tetapi juga tentang peran aktif setiap warga dalam menjaga kualitas udara. “Kami mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk bersama-sama merumuskan dan mendukung inisiatif yang berkelanjutan," katanya. Dalam menjawab tantangan ini, Forum Diskusi ini bukan hanya menjadi wadah untuk memperkenalkan kembali SPPU dan Breathe Jakarta, tetapi juga sebagai panggung bagi solusi konkret. “Mendorong keterlibatan NGOs dan sektor swasta untuk mendukung implementasi solusi berkelanjutan, memanfaatkan teknologi untuk memudahkan partisipasi masyarakat dan memonitor kualitas udara secara real-time, serta meningkatkan peran pemerintah dalam regulasi dan pengawasan, serta menjadi bagian dari komitmen bersama,” tutup Imelda.