DLH DKI Pastikan Pengelolaan RDF Rorotan Transparan dan Perhatikan Warga Sekitar

JAKARTA — Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk mengelola Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan dengan transparan dan melibatkan warga dalam setiap tahapannya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Jakarta agar lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan bahwa RDF Rorotan saat ini dihentikan sementara untuk mengoptimalkan operasional dan memastikan seluruh aspek teknis, termasuk pengendalian bau dan emisi, terselesaikan dengan baik sebelum uji coba atau operasional kembali dilakukan. "Kami ingin memastikan bahwa ke depan pengelolaan RDF ini transparan dan melibatkan warga dalam setiap tahapannya. Tidak akan ada uji coba maupun operasional sebelum seluruh aspek teknis, terutama pengendalian bau dan emisi, benar-benar teratasi," ujar Asep, Selasa (25/3). Ke depan, DLH DKI Jakarta menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pengelola RDF, dan warga menjadi kunci utama dalam keberhasilan pengelolaan sampah di Jakarta. DLH juga akan secara rutin mengadakan pertemuan dengan warga untuk memastikan semua proses pengelolaan RDF berjalan sesuai dengan kesepakatan bersama dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. "Sinergi antara pemerintah, pengelola, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi semua. Kami berkomitmen untuk terus mendengarkan masukan warga dan memastikan RDF Rorotan dikelola dengan baik demi kepentingan bersama," tutup Asep. Asep menjelaskan, penyebab utama bau yang sebelumnya dikeluhkan warga adalah karena penggunaan sampah lama dalam proses uji coba. RDF sendiri dirancang untuk mengolah sampah baru (waste fresh) dengan usia maksimal tiga hari. Untuk itu, DLH telah melakukan pengosongan total bunker dan gudang RDF guna memastikan tidak ada lagi residu yang berpotensi menimbulkan bau. Sebagai upaya selanjutnya, DLH DKI akan menambah deodorizer di area produksi dan gudang RDF untuk mengendalikan bau, melengkapi deodorizer yang sebelumnya sudah terpasang di area bunker. Selain itu, tiga Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Mobile juga ditambahkan di kawasan Metland, Cakung Timur, dan Harapan Indah, Bekasi, dan Jakarta Garden City guna memantau kualitas udara secara lebih komprehensif. "Seluruh data pemantauan kualitas udara bisa diakses terbuka untuk umum. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memastikan keterbukaan informasi serta memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pengelolaan RDF dilakukan dengan standar yang baik," tambahnya. Selain aspek teknis, DLH juga memperhatikan dampak kesehatan warga sekitar. Asep menyebutkan bahwa 14 warga yang terdampak pasca-commissioning, terdiri dari 11 orang yang mengalami ISPA dan tiga orang dengan radang mata, telah mendapatkan layanan kesehatan secara gratis dan saat ini sudah pulih sepenuhnya."Kami memastikan warga yang terdampak telah mendapatkan penanganan medis yang optimal. Kami juga siap untuk terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat jika dibutuhkan," jelasnya. Kepala Puskesmas Cakung Timur, Apriemi Simanjuntak, membenarkan bahwa pihaknya telah memberikan layanan kesehatan kepada warga terdampak secara gratis, termasuk mengerahkan satu unit mobil Puskesmas Keliling (Pusling) ke area sekitar RDF Rorotan. "Kami selalu siap siaga dan terus memantau kondisi kesehatan warga. Jika dibutuhkan, kami juga siap membuka posko kesehatan untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik," tandasnya.